Oleh: Hafniati
Wanita memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam. Allah SWT juga
begitu menjaga harkat dan martabat seorang wanita salihah. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya hadis yang menjelaskan tentang keistimewaan seorang wanita.
1. Wanita salihah adalah perhiasan dunia
Sebuah hadis menyebutkan bahwa, “Dunia adalah perhiasan, dan
sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah istri yang salihah.” (HR Muslim dari
Abdullah bin Amr).
Allah menciptakan wanita beserta dengan keindahannya dari ujung
kepala hingga ujung kaki. Keindahan itu tak hanya dapat dinilai dari fisik
semata tetapi juga hati dan pemikiran. Sebagai perhiasan, maka hendaklah dijaga
dan dirawat.
2. Wanita yang salihah lebih baik dari bidadari surga
Keistimewaan wanita juga disebut lebih baik dari bidadari yang ada
di surga. Rasulullah pernah bersabda bahwa ‘perempuan berjenis manusia asal
dunia lebih utama daripada bidadari surga 7.000 kali lipat.’
Selain itu, Ibnu Mubarok juga menyampaikan riwayat dari Hibban bin
Abi Jabalah yang mengatakan bahwa, “Sesungguhnya wanita dunia yang masuk surga
lebih unggul dibandingkan wanita surga, disebabkan amal yang mereka kerjakan
sewaktu di dunia.”
3. Terdapat pengecualian dalam beribadah bagi wanita
Sangking istimewanya seorang wanita, Allah pun memperbolehkan para
wanita untuk tidak menunaikan salat dalam masa haidnya. Hal ini sebagaimana
sabda Rasulullah.
“Siapa saja wanita yang mengalami haid maka sakitnya haid yang
mereka alami akan menjadi kafaroh atau tebusan bagi dosa-dosanya yang
terdahulu.”
4. Memiliki akses surga dari pintu mana pun
Rasulullah pernah menjelaskan bahwa wanita salihah dapat masuk
surga melalui pintu mana pun. Mereka yang telah menunaikan salat 5 waktu,
berpuasa di bulan Ramadan, menjauhi zina, dan berbakti kepada suami memiliki
akses untuk masuk surga.
“Jika seorang wanita menunaikan salat 5 waktu, berpuasa di bulan
Ramadan, menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya, niscaya akan dikatakan
padanya, ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu mana pun yang kau mau.’” (HR Ahmad)
5. Surga berada di bawah telapak kaki ibu
Perumpamaan ini jelas ditujukan kepada seorang wanita supaya
anak-anaknya mampu menghormatinya sebagai seorang ibu. Betapa istimewanya,
sampai-sampai surga diibaratkan berada di bawah telapak kaki seorang wanita.
Dari Musa bin Muhammad bin ‘Atha,' Abu Al-Malih, Maimuna, dari Ibnu
‘Abbas, berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Surga itu di bawah telapak
kaki-kaki para ibu, siapa yang mereka kehendaki mereka akan memasukkannya, dan
siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan mengeluarkannya.
الدُّنْيَا
مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ . رواه مسلم
Dunia adalah perhiasan, dan sebaik- baik perhiasan adalah wanita
shalihah (HR. Muslim)
Hadits di atas sudah tidak asing lagi di telinga kita, Allah
menjadikan dunia sebagai hiasan bagi umat manusia. Yang merupakan hamparan luas
dan indah, hasil bumi yang beraneka ragam dan berlimpah, bangunan-bangunan yang
kokoh, kendaraan yang mewah, dll. Segala kenikmatan dunia tersebut tentunya sangat
menggiurkan mata yang memandangnya.
Tentu sudut pandang kita berbeda dengan sudut pandang orang non
muslim yang melihat dunia bagaikan kilauan emas dimata mereka. Yang lebih
penting lagi dan perlu kita dambakan tentunya sesuai apa yang disabdakan Rasulullah
SAW. di atas.
Benar sekali sabda Nabi Muhammad SAW akan hal itu, karena wanita
salihah akan menjadikan rumahnya bagaikan surga, menghiasi tingkah lakunya
dengan akhlaqul-karimah dan akan mendidik anak-anaknya menjadi
manusia-manusia yang bertakwa kepada Allah SWT.
Ahmad Syauqi, seorang penyair menyifati wanita dalam syairnya
dengan: "seorang ibu adalah lembaga pendidikan, yang jika
benar-benar mempersiapkannya, berarti telah mempersiapkan generasi yang
benar-benar tangguh".
Coba kita bayangkan jika seorang wanita buruk tingkah lakunya tentu
sangat membahayakan bagi dirinya, keluarganya, lebih-lebih akan
membahayakan generasi yang akan datang.
Sehingga, wanita salihah merupakan sorotan dalam mujtama' (masyarakat)
karena dari rahimnyalah akan lahir para generasi yang baik ataukah yang buruk.
Kesalihahan wanita bisa kita dapati dari sejauh mana ketaatannya, yang mencakup
beberapa hal berikut:
· Ketaatannya
kepada Allah dan Rasul-Nya
Syarat
utama dari keshalihan seorang wanita diukur dari ketaatannya kepada Allah
dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya
serta tidak menyekutukan-Nya.
Kita bisa melihat, bagaimana istijabahnya para wanita Anshar ketika
turun ayat hijab, mereka langsung mengambil kain-kain yang ada dan menjadikannya
hijab untuk menutup auratnya tanpa bertanya lagi sebab dan musababnya. Betapa
tinggi dan mulianya nilai ketaatan yang mereka kerjakan dengan hati ikhlas
sebagai atsar dari tarbiyah Rasulullah SAW.
Fenomena sekarang sifat manusia berbeda dengan generasi awal
sahabat, ketika mereka mendapati ayat-ayat ataupun hadits tidak langsung
mempercayainya dan menjalankannya sebelum tahu manfaatnya atau hikmahnya,
bahkan di antara umat Islam lebih mendahulukan kebiasaan-kebiasaan pendahulu
mereka, dan mendahulukan nalar mereka dari pada mendahulukan kepatuhannya
kepada ayat-ayat Allah dan hadits Rasulullah SAW. Nau'dzubillah mindzalika.
- Ketaatannya kepada suami
Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda
:"Ketika seorang wanita menunaikan sholat 5 waktu, berpuasa pada bulan
Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mematuhi suaminya, maka dia akan masuk
surga dengan beberapa pintu yang dia inginkan." (HR. Al Bukhari, Al
Muwatta' dan Musnad Imam Ahmad)
Wahai Muslimah yang tulus, perhatikan bagaimana Nabi r. menjadikan sikap taat
kepada suami sebagai bagian dari amal perbuatan yang dapat menyebabkannya masuk
surga, seperti salat, puasa, karena itu mari kita bersungguh-sungguh dalam
mematuhinya dan menjauhi sikap durhaka kepadanya, karena di dalam kedurhakaan
kepada suami terdapat murka Allah.
Setiap laki-laki yang saleh mendambakan seorang istri yang salihah.
Istri yang ketika dilihat menyenangkan hati, ketika diperintah ia patuh, ketika
ditinggalkan ia menjaga harta dan dirinya, dan ketika salah ia mau diingatkan.
Ia ibarat sebuah madrasah yang kelak di dalamnya anak-anak yang lahir akan
dibesarkan, dididik dan dibina. Bijak dan tepat memilih calon istri sebelum
menikah adalah di antara faktor kebahagiaan rumah tangga. Salah dalam memilih
akan berisiko di kemudian hari...
Istri salihah akan selalu menjadi sumber kekuatan, tempat bertenang
ketika gelisah melanda jiwa, tempat berbagi ketika resah mengimpit hati. Istri
salihah bukanlah tipe wanita materialistis, yang ketika ada uang, abang
disayang, tidak ada uang abang jangan pulang. Sabar di saat kesulitan melanda,
qana`ah dengan apa yang ada dan
bersyukur ketika mendapat kelebihan rezeki.
Bagi seorang istri salihah keridaan suami adalah di atas segalanya,
walau ia harus melawan keinginannya. Hidupnya seluruhnya ia abdikan untuk suami
dalam rangka beribadah dan ketaatan pada Allah. Istri salihah adalah
ibarat taman indah nan penuh pesona. Tak lelah mata memandang keindahan budi
pekerti dan tingkah lakunya.
Sungguh benar apa yang disampaikan Rasulullah SAW, bahwa memilih
wanita salihah akan membahagiakan
seseorang didunia dan akhirat. Istri salihah adalah harta yang paling berharga
dan bernilai tinggi yang tiada duanya. Sungguh beruntung dan berbahagia
seseorang yang dikaruniai seorang "Bidadari Dunia". Hidup akan penuh
dengan kebaikan dan ketaatan. Hidup yang selalu bersemangat, penuh cinta dan
cita-cita mulia.
Istri solihah adalah sebaik-baik keindahan, kata-katanya
menyejukkan kalbu, ia bagaikan bidadari surga yang hadir di dunia. Ia
adalah istri yang meneguhkan jihad suami, penebar rahmat bagi rumah tangga,
cahaya dunia dan akhirat.
- Ketaatannya kepada kedua orang tua
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قيل يَا
رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَبَرُّ قَالَ « أُمَّكَ ». قَالَ قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ «
أُمَّكَ ». قَالَ قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ « أُمَّكَ ». قَالَ قُلْتُ ثُمَّ مَنْ
قَالَ « ثُمَّ أَبَاكَ
( متفق عليه )
Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, "Ada seorang yang datang
kepada Rasulullah SAW dan berkata : "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang
paling berhak saya pergauli dengan baik? Beliau bersabda: "Ibumu".
lalu siapa? "Ibumu". Lalu siapa? "Ibumu". Selanjutnya
siapa? "Bapakmu" (HR. Muttafaqun ‘Alaih).
Tergambar dari
hadits ini, betapa tinggi kedudukan seorang ibu dari pada bapak dikarenakan
pengorbanan, kasih sayang, yang telah diberikan kepada anaknya. Kita ingat pula
kisah yang terjadi pada masa Rasulullah SAW ada seorang yang mengalami
kesusahan ketika sakaratul maut dikarenakan tidak mendapatkan maaf dari ibunya
sampai ibu tersebut memaafkannya, Subhanallah orang tua kita betul-betul
memiliki hak yang sangat besar dari anaknya untuk dihormati, kita muliakan,
dalam rangka menggapai karidhoan Allah SWT.
- Ketaatannya kepada pemimpin
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ
أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن
تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
"Hai
orang-orang beriman, taatilah Allah dan Rasul Nya dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul-Nya (
Quran dan Sunah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian,
yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya" (QS. An
Nisa': 59)
Dari ayat tersebut ketaatan pada pemimpin termasuk urutan yang
ketiga setelah Allah dan Rasul-Nya, sehingga ketaatan pada pemimpin selama
mereka tidak mengajak untuk bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, Karena tidak
ada taat dan patuh terhadap makhluk jika untuk bermaksiat kepada sang Khaliq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar