Selasa, 05 Mei 2015

SHOLAT JEMBATAN KOMUNIKASI LANGSUNG DENGAN ALLAH

Sholat menurut bahasa berarti doa. sedangkan menurut syara' sholat adalah suatu ibadah yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta merupakan rukun Islam yang ke dua. 
Sholat merupakan jembatan komunikasi langsung antara manusia sebagai hamba dengan Allah sebagai Khaliq. 
Sebagai jembatan komunikasi, tentunya shalat tidak boleh dilakukan sembarangan tanpa aturan. Ibarat manusia ingin menghadap atau bertemu dengan persiden, gubernur, walikota, bos/atasannya, dll tentunya mempersiapkan diri semaksimal mungkin, apalagi ketika kita hendak menghadap Allah sang Pencipta seluruh makhluk, persiapannya harus lebih maksimal daripada menghadap makhluk-Nya.
Berikut beberapa alasan mengapa manusia harus sholat:
1. Sholat sebagai sarana memohon dan mengadu segala permasalahan kepada Allah. Allah berfirman dalam surat al-baqarah:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45
Ketika kita mengadu permasalahan kepada manusia, tidak semua massalah akan teratasi dengan baik dan tepat. Tetapi ketika mengadu kepada Allah, Allah Maha Tahu, Maha Mendengar keluhan kita. Memohonlah kepada Allah dengan sholat, bila perlu sampai harus mengeluarkan air mata sebagai tanda keseriusan kita dengan pertolongan Allah SWT
2. Sholat mencegah perbuatan keji dan munkar
Sholat yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan karena Allah semata, akan mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar. bila ada orang yang melaksanakan sholat secara zhahiriyah dengan baik, tetapi perbuatannya tidak sesuai dengan tuntutan agama, maka yang disalahkan bukan sholatnya, tetapi orangnya secara bathiniyah belum melaksanakan sholat secara maksimal.
Firman Allah dalam surat al ankabut: 45
 وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
bila kita mengerjakan sholat dengan baik dan benar maka amalan dan perbuatan kita pun akan ikut sebagaimana tingkat keikhlasan kita melaksanakan sholat.
3. Sholat sebagai pembeda antara orang yang beriman dengan orang kafir. Seorang yang mengaku muslim tetapi tidak melaksanakan sholat maka ia sesungguhnya massih kafir.
4. Sholat sebagai sarana menenangkan diri di saat gelisah. Saat merasa gelisah, bangkit berwudhu dan sholat lah supaya hatimu tenang.
5. Sholat menjauhkan hamba dari syirik. Karena sholat menjadikan manusia selalu bergantung hanya kepada Allah, tanpa berharap kepada makhluk.
6. Sholat sebagai tanda syukur hamba atas limpahan rahmat dan anugerah dari Allah. Betapa banyak nikmat dari Allah yang kita dapat dengan gratis mulai bangun tidur kita menghirup udaranya Allah tanpa pernah bayar, mata melihat, hidung bisa mencium, telinga bisa mendengar, kesehatan, kepintaran dll. nikmat Allah yang manakah yang kamu ingkari?
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 
Wallahu a'lam bish-shawab

Jumat, 01 Mei 2015

Video Peringatan Hari Kartini Periptas Surabaya


TADABBUR SURAT AL-FATIHAH


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Surat Al Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat adalah surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat Makkiyyah.
Surat ini mempunyai beberapa nama, di antaranya:
1.      Al Faatihah (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al Quran.
2.       Ummul Quran (induk Al Quran) atau Ummul Kitaab (induk Al Kitaab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap sembahyang.
3.      As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sembahyang.

Ayat 1: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Memulai sesuatu pekerjaan/aktivitas harus dengan basmallah, karena di situlah letak keberkahan suatu aktivitas. Adapun alasan-alasan dan sandaran selalu dimulai dengan Bismillah karena :
a.       Mengikuti pola Kitab yang agung  yaitu Al-Quran khususnya, dan menurut beberapa keterangan bahwa semua Kitab yang di turunkan di awali dengan Bismillah.
b.      Mengikuti langkah Rasulullah SAW dalam hal tulis menulis dan surat menyurat dan sunnah para nabi seperti Nabi Sulaiman AS yang mengirim surat kepada Ratu Bilqis dengan diawali Bismillah.
c.       Mengamalkan Hadits Nabi
كل أمر ذي بال، لا يبدأ فيه، ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أقطع
Artinya: Setiap perkara yang baik yang   tidak di awali dengan Bismillahirrahmaanirrahiim maka perbuatan itu ( terputus ) maksudnya kurang berkah
d.      Meminta pertolongan kepada Allah. Meminta pertolongan kepada Allah melalui membaca Bismillah keluar dari Huruf “Ba” dalam kalimat “Bismi” karena Ba disana di kategorikan “Ba Istiaanah”   ( Ba yang mempunyai arti pertolongan ) bila diterjemahkan kata ” Bismi ”  maka akan mengeluarkan arti ” Dengan pertolongan Allah ” menurut Qaul Ismun Bi Ma’na Al-Musamma
e.       Mengakui kelemahan diri. Meminta pertolongan adalah bukti bahwa yang meminta adalah lemah dan memerlukan bantuan orang lain. Dan disini adalah kelemahan Haqiqi sebagai Makhluq ( yang diciptakan ) yang pasti membutuhkan Khaliq ( yang menciptakan ), karena Ahlisunnah wal Jamaah sudah menjelaskan bahwa tidak ada daya dan kekuatan di makhluq untuk membuat perbuatanya sendiri.
f.       Bertabaruk dengan nama Allah. Bertabaruk adalah ingin mendapat kebaikan dan kebagusan juga keuntungan dalam segala hal, maka kata Bismillah mengandung unsure Tabaruk dengan nama Allah, karena ingin mendapat keberkahan dengan membaca Bismillah karena kata Allah dalam Bismillah adalah Ismun Li Dzati Al-Wajibil Wujudi.
g.      Bertawasul dengan nama Allah. Bismillah dikategorikan bertawasul dengan nama Allah  karena didalam Bismillah ada 3 Nama Allah, dan menurut sebahagian ulama ada 4 Nama Allah ( termasuk Ismun )
قل ادعوا الله أو ادعوا الرحمن أيا ما تدعوا فله الأسماء الحسنى….
Artinya: “Katakanlah, ‘Serulah   oleh   kalian Nama Allah   atau serulah   oleh   kalian Nama Al-Rahman   dengan nama apa saja yang kamu seru, Dia memiliki Al-Asma` Al-Husna, ‘…. ” [ Al-lsra`: 110 ]
h.      Menjauhi godaan Syetan. Sudah pasti Syetan sangat benci kepada Hamba yang selalu berdzikir dan mengingat Allah dalam setiap langkah dan geraknya, maka dari  itu setan tidak akan berdaya   bila diucapkan Nama Allah dengan hati yang hadir.
Kata Rahman adalah merupakan sifat kasih sayang Allah kepada seluruh makhluk-Nya yang diberikan di dunia, baik manusia beriman atau kafir, binatang dan tumbuh-tumbuhan serta makhluk lainnya. Bukankah kita –dengan kasih sayang-Nya- telah diberikan kehidupan, diberikan kemudahan menghirup udara, kemudahan berjalan, berlari dan melakukan segala aktivitasnya, walaupun sangat sedikit dari kita mau merenungkan apalagi mensyukuri segala nikmat tersebut? Allah senantiasa memberikan kasih sayang-Nya kepada manusia sekalipun mereka ingkar kepada-Nya.
Sementara itu kara Rahim diberikan secara khusus oleh Allah kelak nanti dialam akhirat yaitu hanya bagi mereka yang beriman dan mensyukuri segala kenikmatan yang telah dianugrahkan kepada mereka. Kasih sayang-Nya secara khusus diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang mengabdikan dirinya kepada Allah dan yakin bahwa semua kenikmatan adalah bersumber dari Allah. Bahkan yakin bahwa segala amal ibadahnya, perbuatan baiknya tidak akan menjamin akan dirinya masuk ke surga-Nya kecuali karena Rahmat-Nya.
Abu Hurairah meriwayatkan sabda Rasulullah saw yang mendekatkan gambaran besarnya rahmat Tuhan: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT menjadikan rahmat itu seratus bagian, disimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan dan diturunkan-Nya ke bumi itu satu bagian. Satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh makhluk. (begitu ratanya sampai-sampai satu bagian yang dibagikan itu diperoleh pula oleh) seekor binatang yang mengangkat kakinya karena dorongan kasih saying, khawatir jangan sampai menginjak anaknya”. (HR. Muslim)
Rahmannya Allah SWT tidak memandang kepada siapa akan diberikan, tetapi rahimnya Allah hanya diberikan kepada orang-orang yang taat menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Ayat 2: Segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat.
Ayat 3: Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk
Ayat 4: Hanya kepada Allah sajalah kita menyembah dan meminta. Allah maha mendengar permintaan hamba-Nya. Dan Allah tidak pernah lupa dengan apa yang dipinta hamba. Manusia akan kecewa ketika berharap sesuatu kepada sesama manusia bila harapannya tidak dipenuhi. Tetapi ketika kita meminta kepada Allah, Allah tidak pernah mengecewakan kita dengan permintaan kita. Kalaupun kita merasa Allah belum mengabulkan permintaan kita, berbaik sangkalah kepada Allah, Allah memberikan apa yang kita butuh bukan apa yang kita mau.
Ayat ini juga menegaskan bahwa meminta kepada Allah setelah menyembah-Nya terlebih dahulu. KepadaMu kami menyembah dan kepadaMu kami meminta pertolongan. Artinya kita harus menunaikan kewajiban kita terlebih dahulu kepada Allah dengan sesempurna mungkin supaya Allah mengabulkan permintaan dan permohonan kita. Ibarat seorang orang tua apabila anaknya patuh dan menuruti nasehatnya maka akan dengan mudah orang tua menuruti keinginan anaknya.
Ayat 5: Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Hidayah tidak datang dengan sendirinya, tapi perlu usaha untuk mendapatkannya. Hidayah yang didapat seseorang adalah karunia Allah. Manusia tidak bisa memberikan hidayah itu. Seperti Nabi Nuh AS yang tidak bisa mengajak anak dan isterinya taat kepada Allah, Nabi Luth AS, bahkan Rasulullah SAW tidak bisa mengajak pamannya Abu Thalib untuk memeluk Islam walau dengan setia membela Rassullah SAW. Hidayah adalah anugerah Allah. Hidayah yang sudah didapatpun harus dijaga dan dipelihara, supaya kita selamat di dunia dan di akhirat. Hidayah  menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.

Ayat 6 dan 7: dalam kehidupan Allah memberi kita dua jalan, yaitu jalan yang lurus dan jalan yang sesat. Jalan yang lurus adalah jalan yang Allah beri nikmat kepada mereka yang mengikutinya. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang saleh).sedangkan jalan yang sesat adalah jalan orang yang dimurkai oleh Allah. yaitu golongan yang menyimpang dari ajaran Islam. Wallahu a’lam bish-shawab
  

Kamis, 30 April 2015

Ikhwanul Muslimin

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ikhwanul Muslimin sering hanya disebut Al-Ikhwan adalah salah satu jamaah dari umat Islam, mengajak dan menuntut ditegakkannya syariat Allah SWT, hidup di bawah naungan Islam, seperti yang diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW, dan diserukan oleh para salafush-shalih, bekerja dengannya dan untuknya, keyakinan yang bersih menghujam dalam sanubari, pemahaman yang benar yang merasuk dalam akal dan fikrah, syariah yang mengatur al-jawarih (anggota tubuh), perilaku dan politik.[1] Di kemudian hari, gerakan Ikhwanul Muslimin tersebar ke seluruh dunia.[2]
Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi Islam berlandaskan ajaran Islam. Ia merupakan salah satu jamaah dari beberapa jamaah yang ada pada umat Islam, yang memandang bahwa Islam adalah dien yang universal dan menyeluruh, bukan hanya sekedar agama yang mengurusi ibadah ritual (shalat, puasa, haji, zakat, dll) saja. Tujuan Ikhwanul Muslimin adalah mewujudkan terbentuknya sosok individu muslim, rumah tangga Islami, bangsa yang Islami, pemerintahan yang Islami, negara yang dipimpin oleh negara-negara Islam, menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara mereka yang terampas, kemudian membawa bendera jihad dan da’wah kepada Allah sehingga dunia mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam. Namun sayang sekali ajaran shufi kental sekali memengaruhi organisasi ini. Ikhwanul Muslimin menolak segala bentuk penjajahan dan monarki yang pro-Barat.
Dalam perpolitikan di berbagai negara, Ikhwanul Muslimin juga ikut serta dalam proses demokrasi sebagai sarana perjuangannya, sebagaimana kelompok-kelompok lain yang mengakui demokrasi. Contoh utamanya adalah Ikhwanul Muslimin di Mesir yang mengikuti proses pemilu di negara tersebut.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana sejarah berdirinya Jamaah Ikhwanul Muslimin?
2.      Bagaimana Pemikiran Ikhwanul Muslimin?
3.      Bagaimana karakteristik dakwah Ikhwanul Muslimin?
4.      Bagaimana pengaruh Ikhwanul Muslimin di Indonesia dan dunia?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui sejarah berdirinya Ikhwanul Muslimin
2.      Mengetahui pemikiran Ikhwanul Muslimin
3.      Mengetahui karakteristik dakwah Ikhwanul Muslimin
4.      Mengetahui pengaruh Ikhwanul Muslimin di Indonesia dan dunia



















BAB II
PEMBAHASAN
A.   Sejarah berdirinya Jamaah Ikhwanul Muslimin
Jamaah Ikhwanul Muslimin berdiri di kota Ismailiyah, Mesir pada Maret 1928 dengan pendiri organisasi ini adalah Hassan al-Banna, bersama keenam tokoh lainnya, yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki al-Maghribi. Ikhwanul Muslimin pada saat itu dipimpin oleh Hassan al-Banna. Pada tahun 1930, Anggaran Dasar Ikhwanul Muslimin dibuat dan disahkan pada Rapat Umum Ikhwanul Muslimin yang diselenggarakan pada 24 September 1930.
Selanjutnya, pada tahun 1932, struktur administrasi Ikhwanul Muslimin disusun dan pada tahun itu pula, Ikhwanul Muslimin membuka cabang di Suez, Abu Soweir dan al-Mahmoudiya. Pada tahun 1933, Ikhwanul Muslimin menerbitkan majalah mingguan yang dipimpin oleh Muhibuddin Khatib.
a.       Periode tahun 1930-1948
Pada tahun 1934, Ikhwanul Muslimin membentuk divisi Persaudaraan Muslimah. Divisi ini ditujukan untuk para wanita yang ingin bergabung ke Ikhwanul Muslimin. Walaupun begitu, pada tahun 1941 gerakan Ikhwanul Muslimin masih beranggotakan 100 orang, yang merupakan hasil seleksi dari Hassan al-Banna. Pada tahun 1948, Ikhwanul Muslimin turut serta terlibat dalam perang melawan Israel di Palestina. Saat organisasi ini sedang berkembang pesat, Ikhwanul Muslimin justru dibekukan oleh Muhammad Fahmi Naqrasyi, Perdana Menteri Mesir tahun 1948. Berita penculikan Naqrasyi di media massa tak lama setelah pembekuan Ikhwanul Muslimin membuat semua orang curiga pada gerakan Ikhwanul Muslimin.
b.      Periode tahun 1950-1970
Secara misterius, pendiri Ikhwanul Muslimin, Hassan al-Banna meninggal dunia karena dibunuh pada 12 Februari 1949. Kemudian, pada tahun 1950, pemerintah Mesir merehabilitasi organisasi Ikhwanul Muslimin. Pada saat itu, parlemen Mesir dipimpin oleh Mustafa an-Nuhas Pasha. Parlemen Mesir menganggap bahwa pembekuan Ikhwanul Muslimin tidak sah dan inkonstitusional. Ikhwanul Muslimin pada tahun 1950 dipimpin oleh Hasan al-Hudhaibi.
Selanjutnya, pada tanggal 23 Juli 1952, Mesir dibawah pimpinan Muhammad Najib bekerjasama dengan Ikhwanul Muslimin dalam rencana menggulingkan kekuasaan monarki Raja Faruk pada peristiwa Revolusi Juli. Tapi, Ikhwanul Muslimin menolak rencana ini, dikarenakan tujuan Revolusi Juli adalah untuk membentuk Republik Mesir yang dikuasai oleh militer sepenuhnya, dan tidak berpihak pada rakyat. Karena hal ini, Jamal Abdul Nasir menganggap gerakan Ikhwanul Muslimin menolak mandat revolusi. Sejak saat ini, Ikhwanul Muslimin kembali dibenci oleh pemerintah.
c.       Periode tahun 1970-masa kini
Ketika Anwar Sadat mulai berkuasa, anggota Ikhwanul Muslimin yang dipenjara mulai dilepaskan. Menggantikan Hudhaibi yang telah meninggal pada tahun 1973, Umar Tilmisani memimpin organisasi Ikhwanul Muslimin. Kemudian Umar Tilmisani menempuh jalan moderat dengan cara tidak bermusuhan dengan penguasa. Rezim Hosni Mubarak juga menekan Ikhwanul Muslimin, dimana Ikhwanul Muslimin menduduki posisi sebagai oposisi di Parlemen Mesir.
B.     Pemikiran Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi Islam berlandaskan ajaran Islam. Ia merupakan salah satu jamaah dari beberapa jamaah yang ada pada umat Islam, yang memandang bahwa Islam adalah dien yang universal dan menyeluruh, bukan hanya sekedar agama yang mengurusi ibadah ritual (shalat, puasa, haji, zakat, dll) saja.[3]
Sementara itu, dalam perpolitikan di berbagai negara, Ikhwanul Muslimin ikut serta dalam proses demokrasi sebagai sarana perjuangannya, sebagaimana kelompok-kelompok lain yang mengakui demokrasi. Contoh utamanya adalah Ikhwanul Muslimin di Mesir yang mengikuti proses pemilu di negara tersebut.


Prinsip Ajaran Ikhwanul Muslimin
Beberapa prinsip yang termaktub dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi-Nya saw yang harus dipegang teguh oleh insan muslim, rumah tangga Islami, masyarakat Islami, negara dan umat Islam adalah:
1. Rabbaniyah; segala orientasi individu, sosial atau negara, segala    perbuatan, perilaku, pandangan dan politik harus berkomitmen dengan apa yang diridhai Allah, mentaati perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.
  2.  Menjaga jati diri manusia dari hal-hal yang dapat membuat Allah murka, mulia dari segala yang rendah, dan berusaha menggapai tingkat kesucian diri (ikhlas).
 3.   Beriman pada hari berbangkit, hisab, pembalasan dan siksa.
 4. Bangga dengan ikatan ukhuwah sesama manusia dan melaksanakan hak-haknya.
 5.  Perhatian dengan peran wanita dan laki-laki sebagai sekutu yang tidak dapat dipisahkan dalam membangun masyarakat, komitmen dengan kesempurnaan, persamaan, dan menegaskan akan pentingnya peran keduanya dalam pembangunan dan kemajuan masyarakat.
 6.  Kemerdekaan, kepemilikan dan musyarakah, hak untuk hidup, bekerja, dan mendapatkan ketenangan adalah hak mendasar setiap warga, di bawah naungan keadilan, persamaan dan undang-undang secara adil.
 7.  Nilai-nilai dan akhlaq merupakan jaminan ketenangan dan tegas  dalam memerangi kemungkaran, kerusakan dan pengrusakan.
 8.  Kesatuan umat merupakan hakikat yang harus diwujudkan dan direalisasikan.
 9.   Jihad merupakan jalan satu-satunya bagi umat.
 10. Umat yang berambisi menggapai ridha ilahi dalam perilaku dan perbuatan, politik dan orientasi, setiap individu bangga dengan ikatan ukhuwah yang dapat menyatukan dan menyambung tali persaudaraan di antara mereka, berusaha untuk hidup dengan bebas tidak pengkebirian dan penindasan, pemahaman yang utuh, kesadaran dan keseriusan dalam merealisasikan prinsip-prinsip.
C.    Karakteristik Dakwah Ikhwanul Muslimin
Karakteristik Jamaah Ikhwanul Muslimin[4] yang membedakannya dengan jamaah islamiyah lainnya adalah sebagai berikut:
a.       Rabbaniyah, sebab azas tempat berpijak seluruh tujuannya adalah terwujudnya kedekatan dengan Allah ‘azza wa jalla
b.      Universal, sebab dakwah ini diarahkan kepada seluruh umat manusia
c.       Islamiyah, sebab ia berafiliasi kepada Islam bahkan dapat dikatakan sebagai karakteristiknya yang utama
d.      Komprehensif, mencakup seluruh aliran kontemporer
e.       Membebaskan loyalitasnya dari setiap pemerintahan dan partai-partai yang tidak berpijak atas dasar Islam
f.       Menjauhi wilayah perselisihan fiqh, sebab mereka mempunyai keyakinan bahwa perbedaan dalam hal furu’ merupakan persoalan yang tidak dapat dihindari akibat perbedaan akal manusia dalam memahami nash
g.      Menjauhkan diri dari kooptasi para tokoh dan elit, sebab para tokoh dan elit memalingkan diri dari dakwah dan kurang menunjukkan komitmen ke Islamannya yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim biasa apalagi muslim pengemban tugas dakwah
h.      Bertahap dalam melangkah sebab jamaah ini berkeyakinan bahwa setiap dakwah harus melalui tiga fase, yaitu:
·         Fase Pengenalan, yaitu mengenalkan dakwah dan menyampaikannya kepada manusia
·         Fase pembentukan (takwin), yaitu seleksi para pendukung, dan menyiapkan para prajurit dari kalangan orang-orang yang menyambut dakwah
·         Fase pelakssanaan (tanfidh), yaitu fase amal dan produksi
D.    Pengaruh Ikhwanul Muslimin di Indonesia dan dunia
Dalam karyanya, Majmu’ah al Rasaail, Al-Banna membahas persoalan dunia Islam yang terjadi saat itu, salah satunya adalah Indonesia. Secara singkat ia menggambarkan kondisi rakyat Indoensia yang berjumlah tujuh puluh juta jiwa dan mayoritas Muslim. Indoensia mengalami tekanan dari penjajah Belanda yang berambisi menjauhkan bangsa Muslim yang punya semangat yang tinggi dengan hak asasinya sebagai manusia, yakni kebebasan dan kemerdekaan.
Ikhwanul Muslimin yang saat itu jaringannya telah tersebar, juga menggalang dukungan-dukungan negara Arab lainnya untuk mendukung ke merdekaan Indonesia. Dan setelah Mesir, negara-negara Timur Tengah lain pun mendukung kemerdekaan Indonesia. Para pemimpin Mesir dan negara-negara Arab saat itu, bahkan membentuk Panitia Pembela Indonesia. Mereka mendorong pembahasan soal isu Indonesia di berbagai lembaga internasional, seperti Perserikatan Bangsa Bangsa dan Liga Arab. [5]
Peran Ikhwanul Muslimin dalam kemerdekaan Indonesia, itu, masih dapat ditelusuri jejaknya dalam artikel bertajuk Ikhwanul dan Indonesia. Di sana dicantumkan foto-foto tokoh bangsa seperti Sjahrir dan H Agus Salim yang menemui Mursyid ‘AmIkhwanul Muslimin, Hasan al-Banna, untuk menyampaikan terima kasih atas dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia. Saat itu, untuk mendukung kemerdekaan Indonesia, Ikhwanul Muslimin kerap mengerahkan massa untuk berdemonstrasi, termasuk menghalau kapal-kapal Belanda yang melewati Terusan Suez. Terutama, saat Indonesia sedang dalam revolusi fisik melawan kembalinya Belanda.
Rekam jejak Ikhwanul Muslimin secara formal di Indonesia sulit ditemukan. Opini-opini yang muncul mengenai kedekatan beberapa organisasi di Indonesia dengan Ikhwanul Muslimin pun sulit untuk dibenarkan. Bahkan setelah reformasi Indonesia terjadi, Partai Keadilan yang kemudian berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sering dikait-kaitkan sebagai representasi atau jelmaan Ikhwanul Muslimin di Indonesia pun tidak bisa dikatakan sebagai Ikhwanul Muslimin. Opini tersebut memang sangat mendasar jika melihat pola gerakan dan jaringan serta brand yang diangkat oleh partai tersebut. Namun rekam jejak PKS dalam peta politik Indonesia yang kurang baik oleh ulah para politisinya yang terjerat kasus hukum justru menjauhkan dirinya dari sosok Ikhwanul Muslimin. Ada beberapa tokoh Islam di Indonesia yang diafiliasikan kepada Ikhwanul Muslimin karena pemikirannya, seperti Agus Salim, Muhammad Natsir dengan Masyumi dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) pada orde lama. Sementara itu di era yang kontemporer, bisa disebutkan seperti Bachtiar Chamsyah dengan Parmusi (Persaudaraan Muslim Indonesia), Habib Husein al Habsyi dengan IMI (Ikhwanul Muslimin Indonesia).[6]
Masih dalam kitabnya, Majmu’ah ar Rasaail, Al-Banna menyampaikan pandangannya terhadap Palestina, Pakistan, dan Libya. Palestina pada saat itu tengah terancam oleh upaya pemberangusan yang dilakukan oleh konspiorasi yang tediri dari Amerika, Rusia dan Inggris. Terutama, sejak dibentuknya gerakan Zionisme Internasional yang secara resmi didanai oleh pemerintah dan bangsa Barat, disertai dendam lama dengan kebencian yang sangat kepada Arab dan kaum muslimin di manapun mereka. Hal itu yang menyebabkan Ikhwanul Muslimin maju ke medan perang kala konflik Arab-Israel pecah pada 1948. Menurut beberapa sumber, kelompok militansi Hamas yang ada di Palestina mempunyai kedekatan erat dengan Ikhwanul Muslimin, bahkan ada opini yang mengatakan sengaja dibentuk oleh Al-Ikhwan. Adapun Libya, digambarkan oleh Al-Banna sebagai Negara yang tengah terjerat dengan indoktrinisasi penjajah. Negara-negara ini mengerang sebagai pesakitan, tapi tidak kunjung mendapat pertolongan.
Melihat wacana kontemporer tentang kiprah Ikhwanul Muslimin di dunia, baru nampak setelah Arabs Spring pecah dan terjadi krisis politik di Timur Tengah. Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi yang diposisikan under dog oleh rezim-rezim Arab sebelumnya memanfaatkan momentum ini. Gerakan bawah tanahnya yang dilakukan selama setengah abad terakhir menuai buah, dimana Ikhwanul Muslimin mampu mengambil alih atau mendominasi peta politik di Mesir. Namun, di Libya, Mohammed Sawan, tokoh Ikhwanul Muslimin yang pernah dipenjarakan Muammaar Qaddafi selama tahun mendirikan partai yang berafiliasi Ikhwanul Muslimin justru dikalahkan oleh koalisi partai politik berhaluan Liberal. [7]
BAB III
PENUTUP
Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi Islam berlandaskan ajaran Islam. Bisa dilihat dari pemikiran utama Ikhwanul Muslimin berikut.Ia merupakan salah satu jamaah dari beberapa jamaah yang ada pada umat Islam, yang memandang bahwa Islam adalah dien yang universal dan menyeluruh, bukan hanya sekedar agama yang mengurusi ibadah ritual (shalat, puasa, haji, zakat, dll) saja. Tujuan Ikhwanul Muslimin adalah mewujudkan terbentuknya sosok individu muslim, rumah tangga Islami, bangsa yang Islami, pemerintahan yang Islami, negara yang dipimpin oleh negara-negara Islam, menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara mereka yang terampas, kemudian membawa bendera jihad dan da’wah kepada Allah sehingga dunia mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam. Namun sayang sekali ajaran shufi kental sekali memengaruhi organisasi ini. Ikhwanul Muslimin menolak segala bentuk penjajahan dan monarki yang pro-Barat.
Sementara itu, dalam perpolitikan di berbagai negara, Ikhwanul Muslimin juga ikut serta dalam proses demokrasi sebagai sarana perjuangannya, sebagaimana kelompok-kelompok lain yang mengakui demokrasi. Contoh utamanya adalah Ikhwanul Muslimin di Mesir yang mengikuti proses pemilu di negara tersebut. Sementara itu, jamaah Ikhwanul Muslimin banyak memiliki penyimpangan dari kaidah-kaidah Islam yang dipahami sebagai As Salaf As Shalih. Hal ini berdasarkan karena pergerakan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jamaludin Al Afghani, seorang penganut Syi'ah Babiyah, yang berkeyakinan wihdatul wujud (bersatunya hamba dengan Dzat Allah), bahwa kenabian dan kerasulan diperoleh lewat berbagai usaha.
Selanjutnya, Ikhwanul Muslimin masuk ke Indonesia melalui jamaah haji dan kaum pendatang Arab sekitar tahun 1930. Pada zaman kemerdekaan, Agus Salim pergi ke Mesir dan mencari dukungan kemerdekaan. Waktu itu, Agus Salim menyempatkan untuk bertemu kepada sejumlah delegasi Indonesia.
Ikhwanul Muslimin memiliki peran penting dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia. Atas desakan Ikhwanul Muslimin, negara Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia, setelah dijajah oleh Belanda. Dengan demikian, lengkaplah syarat-syarat sebuah negara berdaulat bagi Republik Indonesia. Ikhwanul Muslimin kemudian semakin berkembang di Indonesia setelah Muhammad Natsir mendirikan partai yang memakai ajaran Ikhwanul Muslimin, yaitu Partai Masyumi.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Wamy Malaysia, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran Penerbit   : Al-Itishom
Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir, Menuju Jamaatul Muslimin, Robbani press, Jakarta, 2001
Imam Hasan Al Banna, Majmu’ Rasail, Da’watuna fi thaurin jadiid, Al I’tishom
Republika Online, (2012, 12 Juli) Peran Ikhwanul Muslimin untuk Kemerdekaan Indonesia
Suara Aceh, (2012, 28 Juni), Ikhwanul Muslimin dan Pengaruhnya di Indonesia, 
Kompas Online. (2012, 18 Juli). Liberal Memenangi Pemilu Libya



[2] dikutip dari Gerakan Keagamaan dan Pemikiran BAB II, hlm. 13.
(diakses melalui http://wikipedia.org.id
[3] Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir, Menuju Jamaatul Muslimin, Robbani press, Jakarta, 2001 h. 343
[4]   Imam Hasan al Banna h,  Da’watuna fi thaurin jadiid,.h.  63
[5] Republika Online, (2012, 12 Juli) Peran Ikhwanul Muslimin untuk Kemerdekaan Indonesia.
[6] Suara Aceh, (2012, 28 Juni), Ikhwanul Muslimin dan Pengaruhnya di Indonesia, 
[7] Kompas Online. (2012, 18 Juli). Liberal Memenangi Pemilu Libya

Perencanaan dan Kebijakan Sosial

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya.
Perencanaan  merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Sedangkan etika merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal tolak pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari norma-norma dan nilai-nilai, pertanggungjawaban dan pilihan.  Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan yang sangat penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh karyawan.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.   Apa Pengertian Perencanaan?
2.   Apa Pengertian Etika?
3.   Apa Hubungan Antara Perencanaan dan Etika?
C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.   Untuk mengetahui pengertian perencanaan
2.   Untuk mengetahui pengertian etika
3.   Untuk mengetahui hubungan antara perencanaan dan etika




















BAB II
PEMBAHASAN
     A.   Pengertian Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terorganisasi, dan terus – menerus dilakukan guna memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan berbagai macam faktor.
Karena begitu banyak pilihan yang dihadapi, maka perencanaan itu harus bersifat interdisiplinier, artinya seorang perencana harus memiliki / mengetahui, dan mengerti banyak ilmu. Perencanaan itu sendiri harus memiliki pembatasan waktu, artinya rencana yang dibuat ke depannya sampai tahun berapa, karena zaman yang terus berganti dan roda kehidupan terus berputar maka sebuah dokumen  perencanaan misalnya harus  direvisi tiap 5 tahunnya.
Sedangkan perencana, merupakan orang yang terdiri dalam sebuah kelompok atau tergabung dalam sebuah sistem yang mengatur dirinya dan kelompoknya untuk melakukan suatu perubahan untuk menjadi yang lebih baik. Kerena pada dasarnya perencanaan itu muncul sebab kompleksitas dalam kehidupan manusia di dunia ini semakin meningkat, yang sewaktu – wakti pun dapat berubah, kemudian akibatnya jika tidak ada penangana sebelumnya akibat yang ditimbulkan akan lebih besar dan lebih rumit. Otomatis akan memerlukan pula berbagai macam ilmu untuk mengkaji dan menyelesaikan permasalahan yang besar dan rumit tersebut.
Perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan, baik dalam jangka panjang pendek, menengah dan jangka panjang termasuk jumlah SDM yang dibutuhkan untuk tercapainya suatu tujuan.
Untuk memperoleh perencanaan yang baik dan terarah ada beberapa persyaratan antara lain:
1.      Melalui rencana dapat lebih mempermudah setiap upaya untuk mencapai tujuan.
2.      Penyusunan perencanaan perlu ditangani oleh ahlinya dengan kemampuan dan pengetahuan yang memadai.
3.      Penyusunan perencanaan harus dilaksanakan oleh mereka yang ahli dan pengalaman dalam bidangnya.  
4.      Penyusunan perencanaan yang baik adalah hasil kombinasi antara top down and bottom up.
5.      Penyusunan perencanaan haruslah didasarkan pada data yang akurat dan telah melalui tahapan uji coba.
6.      Perencanaan perlu disertai dengan program kerja atau action plan.
7.      Perencaan perlu secara jelas menggambarkan skala prioritas.
8.      Perencanaan disusun dengan cara dan bahasa yang sederhana sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaannya, terutama bagi mereka yang tidak terlibat dalam penyusunan perencanaan.
9.      Perencanaan yang baik adalah fleksibel, sebagai antisipasi atas perubahan, kebijakan pemerintah dan kondisi yang tidak menentu.
10.  Tersedia celah-celah jika pada suatun saat tertentu terpaksa dilakukan penyimpangan agar bisnis perusahaan tidak terganggu.
11.  Penyusunan perencanaan hendaknya telah diperhitungkan kemungkinan faktor-faktor ketidakpastian.
12.  Penyusunan perencanaan harus dihitung serealistis mungkin, dengan mengabaikan keinginan-keinginan pihak tertentu.
13.  Penyusunan perencanaan adalah rencana yang mungkin dapat dilaksanakan (realistis).
Adapun kreteria yang harus dipenuhi dalam suatu perencanaan adalah sebagai berikut:
1.      Perencanaan berkaitan langsung dengan tujuan yang hendak dicapai.
2.      Perencanaan untuk mencapai tujuan yang akan datang.
3.      Perencanaan selalu meliputi keputusan tentang kegiatan atau tindakan yang akan dilakukan.
4.      Perencanaan yang memiliki perhitungan yang akurat, teruji, fleksibel, dapat dipertanggungjwabkan, secara pereode dievaluasi untuk kemungkinan dilakukan penyesuaian bila diperlukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
     B.   Pengertian Etika
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
1.      Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2.      Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3.      Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika juga membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :
1.      Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2.       Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
1.      Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia    bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2.      Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
a.  Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap    manusia terhadap dirinya sendiri.
b.   Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat   dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.
Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.
C.  Hubungan Antara Perencanaan dan Etika
Sebelum hubungan etika dengan perencanaan, maka ada yang disebut etika perencanaan. Dimana etika perencanaan merupakan aksiomatik bahwa keputusan publik juga merupakan keputusan etika. Karena keputusan perencanaan yang berkaitan dengan tata ruang, baik secara individu maupun kolektif, mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hidup sosial dan lingkungan. Maka adapun hubungan etika dengan perencanaan adalah etika sangat mempengaruhi hasil perencanaan, dan etika sangat diperlukan saat keraguan atau kerancuan di antara beberapa nilai yang ada pada ndividu atau saat terjadi pertentangan antar nilai individu. Serta etika bukan merupakan jerat untuk membangun sikap kritis, responsive, dan reflektif yang selalu muncul dalam perencanaan, namum merupakan tanggungjawab professional.
Adapun hubungan perencanaan dengan etika adalah sebagai berikut:
         Perencanaan dipengaruhi oleh etika pihak perencana. Perencanaan dipengaruhi oleh apa yang dianggap benar oleh perencana, dan apa yang dianggapnya sebagai tindakan yang tepat dalam keadaan tertentu.
         Standard-standart etis yang diikuti oleh seorang manajer membantu mendeterminasi etika perusahaannya. Patokan kelakuan seorang manajer mempengaruhi kelakuan etis atau kelakuan non-etis yang akan diikuti.
         Etika intern à etika di dalam lingkungan sebuah perusahaan
         Etika ekstern à etika perusahaan yang bersangkutan dengan perusahaan lain, dengan para konsumen, dengan para leveransir, dan dengan badan-badan pemerintah


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, penulis menyimpulkan:
Etika sumber daya manusia merupakan ilmu yamg menerapkan prinsip-prinsip etika dalam hubungannya dengan manusia dan kegiatannya. Perlu adanya suatu konsep etika yang terintegrasi ke dalam fungsi-fungsi dalam organisasi. Manajemen sumber daya manusia dalam hal ini mempunyai peranan yang sangat penting, mengingat manajemen sumber daya manusia bukan bertanggungjawab dalam mencegah perilaku yang tidak etis tetapi juga bertanggungjawab dalam pengembangan moralitas karyawan dan pembentukkan nilai-nilai etika organisasi.


DAFTAR PUSTAKA
Bintoro jokroamijoyo (1980), Perencanaan Pembangunan, Jakarta: NV. Sapdodadi
Soetomo, (2008), Masalah Sosial dan Upaya pemecahannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suharto, Edi, (2006), Analisis kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan kebijakakn Sosial, (cetakan ke tiga), Bandung: Alfabeta