Kamis, 30 April 2015

Perencanaan dan Kebijakan Sosial

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya.
Perencanaan  merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Sedangkan etika merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal tolak pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari norma-norma dan nilai-nilai, pertanggungjawaban dan pilihan.  Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan yang sangat penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh karyawan.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.   Apa Pengertian Perencanaan?
2.   Apa Pengertian Etika?
3.   Apa Hubungan Antara Perencanaan dan Etika?
C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.   Untuk mengetahui pengertian perencanaan
2.   Untuk mengetahui pengertian etika
3.   Untuk mengetahui hubungan antara perencanaan dan etika




















BAB II
PEMBAHASAN
     A.   Pengertian Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terorganisasi, dan terus – menerus dilakukan guna memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan berbagai macam faktor.
Karena begitu banyak pilihan yang dihadapi, maka perencanaan itu harus bersifat interdisiplinier, artinya seorang perencana harus memiliki / mengetahui, dan mengerti banyak ilmu. Perencanaan itu sendiri harus memiliki pembatasan waktu, artinya rencana yang dibuat ke depannya sampai tahun berapa, karena zaman yang terus berganti dan roda kehidupan terus berputar maka sebuah dokumen  perencanaan misalnya harus  direvisi tiap 5 tahunnya.
Sedangkan perencana, merupakan orang yang terdiri dalam sebuah kelompok atau tergabung dalam sebuah sistem yang mengatur dirinya dan kelompoknya untuk melakukan suatu perubahan untuk menjadi yang lebih baik. Kerena pada dasarnya perencanaan itu muncul sebab kompleksitas dalam kehidupan manusia di dunia ini semakin meningkat, yang sewaktu – wakti pun dapat berubah, kemudian akibatnya jika tidak ada penangana sebelumnya akibat yang ditimbulkan akan lebih besar dan lebih rumit. Otomatis akan memerlukan pula berbagai macam ilmu untuk mengkaji dan menyelesaikan permasalahan yang besar dan rumit tersebut.
Perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan, baik dalam jangka panjang pendek, menengah dan jangka panjang termasuk jumlah SDM yang dibutuhkan untuk tercapainya suatu tujuan.
Untuk memperoleh perencanaan yang baik dan terarah ada beberapa persyaratan antara lain:
1.      Melalui rencana dapat lebih mempermudah setiap upaya untuk mencapai tujuan.
2.      Penyusunan perencanaan perlu ditangani oleh ahlinya dengan kemampuan dan pengetahuan yang memadai.
3.      Penyusunan perencanaan harus dilaksanakan oleh mereka yang ahli dan pengalaman dalam bidangnya.  
4.      Penyusunan perencanaan yang baik adalah hasil kombinasi antara top down and bottom up.
5.      Penyusunan perencanaan haruslah didasarkan pada data yang akurat dan telah melalui tahapan uji coba.
6.      Perencanaan perlu disertai dengan program kerja atau action plan.
7.      Perencaan perlu secara jelas menggambarkan skala prioritas.
8.      Perencanaan disusun dengan cara dan bahasa yang sederhana sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaannya, terutama bagi mereka yang tidak terlibat dalam penyusunan perencanaan.
9.      Perencanaan yang baik adalah fleksibel, sebagai antisipasi atas perubahan, kebijakan pemerintah dan kondisi yang tidak menentu.
10.  Tersedia celah-celah jika pada suatun saat tertentu terpaksa dilakukan penyimpangan agar bisnis perusahaan tidak terganggu.
11.  Penyusunan perencanaan hendaknya telah diperhitungkan kemungkinan faktor-faktor ketidakpastian.
12.  Penyusunan perencanaan harus dihitung serealistis mungkin, dengan mengabaikan keinginan-keinginan pihak tertentu.
13.  Penyusunan perencanaan adalah rencana yang mungkin dapat dilaksanakan (realistis).
Adapun kreteria yang harus dipenuhi dalam suatu perencanaan adalah sebagai berikut:
1.      Perencanaan berkaitan langsung dengan tujuan yang hendak dicapai.
2.      Perencanaan untuk mencapai tujuan yang akan datang.
3.      Perencanaan selalu meliputi keputusan tentang kegiatan atau tindakan yang akan dilakukan.
4.      Perencanaan yang memiliki perhitungan yang akurat, teruji, fleksibel, dapat dipertanggungjwabkan, secara pereode dievaluasi untuk kemungkinan dilakukan penyesuaian bila diperlukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
     B.   Pengertian Etika
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
1.      Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2.      Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3.      Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika juga membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :
1.      Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2.       Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
1.      Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia    bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2.      Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
a.  Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap    manusia terhadap dirinya sendiri.
b.   Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat   dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.
Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.
C.  Hubungan Antara Perencanaan dan Etika
Sebelum hubungan etika dengan perencanaan, maka ada yang disebut etika perencanaan. Dimana etika perencanaan merupakan aksiomatik bahwa keputusan publik juga merupakan keputusan etika. Karena keputusan perencanaan yang berkaitan dengan tata ruang, baik secara individu maupun kolektif, mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hidup sosial dan lingkungan. Maka adapun hubungan etika dengan perencanaan adalah etika sangat mempengaruhi hasil perencanaan, dan etika sangat diperlukan saat keraguan atau kerancuan di antara beberapa nilai yang ada pada ndividu atau saat terjadi pertentangan antar nilai individu. Serta etika bukan merupakan jerat untuk membangun sikap kritis, responsive, dan reflektif yang selalu muncul dalam perencanaan, namum merupakan tanggungjawab professional.
Adapun hubungan perencanaan dengan etika adalah sebagai berikut:
         Perencanaan dipengaruhi oleh etika pihak perencana. Perencanaan dipengaruhi oleh apa yang dianggap benar oleh perencana, dan apa yang dianggapnya sebagai tindakan yang tepat dalam keadaan tertentu.
         Standard-standart etis yang diikuti oleh seorang manajer membantu mendeterminasi etika perusahaannya. Patokan kelakuan seorang manajer mempengaruhi kelakuan etis atau kelakuan non-etis yang akan diikuti.
         Etika intern à etika di dalam lingkungan sebuah perusahaan
         Etika ekstern à etika perusahaan yang bersangkutan dengan perusahaan lain, dengan para konsumen, dengan para leveransir, dan dengan badan-badan pemerintah


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, penulis menyimpulkan:
Etika sumber daya manusia merupakan ilmu yamg menerapkan prinsip-prinsip etika dalam hubungannya dengan manusia dan kegiatannya. Perlu adanya suatu konsep etika yang terintegrasi ke dalam fungsi-fungsi dalam organisasi. Manajemen sumber daya manusia dalam hal ini mempunyai peranan yang sangat penting, mengingat manajemen sumber daya manusia bukan bertanggungjawab dalam mencegah perilaku yang tidak etis tetapi juga bertanggungjawab dalam pengembangan moralitas karyawan dan pembentukkan nilai-nilai etika organisasi.


DAFTAR PUSTAKA
Bintoro jokroamijoyo (1980), Perencanaan Pembangunan, Jakarta: NV. Sapdodadi
Soetomo, (2008), Masalah Sosial dan Upaya pemecahannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suharto, Edi, (2006), Analisis kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan kebijakakn Sosial, (cetakan ke tiga), Bandung: Alfabeta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar