Kamis, 30 Januari 2014

Metode Dakwah

a.       Ayat yang berkaitan dengan metode dakwah:
ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة و جادلهم بالتي هي احسن ان ربك  هو اعلم بمن ضل عن سبيله و هو اعلم بالمهتدين  [النحل:  ١٢٥]
125.  Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ) QS. An Nahl: 125)
      Ayat di atas diawali dengan kalimat perintah yang di tujukan kepada Rasulullah Muhammad SAW untuk mengajak semua manusia kepada jalan yang lurus yakni dinul Islam. Maka ayat ini juga menjadi pelajaran penting bagi semua umat Islam untuk menyampaikan dan mengajak orang lain agar menjadikan agama Islam ini sebagai satu-satunya ajaran dalam kehidupan ini, serta menjalankan apa yang telah diperintahkan dan menjahui apa yang telah di larang oleh agama Islam.
 Ayat di atas juga memberikan metode dan tata cara berdakwah, diantaranya adalah :
1.            Bi Thariqil Hikmah
 Artinya dengan kebijaksanaan. Dijelaskan dalam tafsir Al-Muyassar dan tafsir Qur’nul Adim bahwa bi Thariqil Hikmah adalah jalan lurus yang telah di berikan Allah kepada semua manusia yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, kemudian dijelaskan juga al-Hikmah adalah hendaklah bercakap-cakap dan berbicara dengan bahasa yang dimengerti oleh orang diajak bicara. Oleh karena itu bagi  para penyeru atau da’i, setiap ucapan dan perkataan yang dilontarkan haruslah berlandaskan al-qur’an dan sunnah, terlebih pada sikap dan tingkah lakunnya haruslah sesuai dan cocok dengan ajaran-ajaran al-Quran dan Sunnah, Karena setiap ucapan, perkataan, sikap, dan tingkah laku seorang da’i itu akan selalu di lihat dan dipantau oleh orang lain untuk kemudian dijadikan teladan bagi mereka. Begitu pula bagi seorang dai hendaklah memehami keadaan yang diajak bicara termasuk menggunakan bahasa yang dipahami oleh yang di ajak bicara, agar apa yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami. Dengan pemahaman yang demikian, maka dakwah yang di sampaikan akan lebih berkesan dan berhasil dengan baik.
2.            Mauidhatul Hasanah
Artinya nasehat yang baik. Dijelaskan dalam Tafsir Al-Muyassar bahwa “al-Mau’idah Khasanah” adalah memberi nasehat yang baik sehingga orang akan suka kepada kebaikan dan menjauhi kejelekan. Sedangkan tafsir Qur’anul Adhim menjelaskan bahwa “al-Mauidah Khasanah adalah memberi nasehat menggunakan perasaan hati dan memahami konteks keadaan, agar mereka menjadi takut dengan siksaan Allah SWT. Keterangan ini memberikan pelajaran bagi setiap penyeru (da’i) bahwa dalam menyampaikan dan memberi nasehat hendaklah dengan cara yang baik dan yang sesuai dengan keadaan mereka, tidak semata-mata hanya keinginan sendiri dan disukai, tapi hendaklah melihat siapa yang di ajak berbincang, termasuk menggunakan perasaan bila perlu. Artinya seorang da’i hendaknya juga memahami psikologi yang di ajak bicara atau mad’u. sehingga dengan memahami keadaan dan psikologi mereka seorang da’i akan mempertimbangkan terlebih dahulu perkataan yang akan di sampaikan, mana yang harus disampaikan dan mana yang tidak hearus disampaikan. Karena keadaan orang maupun masyarakat itu berbeda-beda maka berbeda pula pola berfikir dan pemahamannya, dan ini tidak bisa di samakan.
3.            Mujadalah Bil Lati Hiya Ahsan

Artinya berdebat dengan cara yang baik. Dijelaskan dalam Tafsir Al-Muyassar“Wajadilhum Bil Lati Hiya Ahsan” adalah berdebat dengan cara lemah lembut dan rasa kasih sayang. Sedangkan makna  Wajadilhum Bil Lati Hiya Ahsan” dalam Tafsir Qur’anul Adhim adalah jika ada orang yang berhujjah atau mengajak berdebat hendaklah melawan dengan raut muka yang manis, sikap yang lembut, dan ucapan yang baik. Keterangan ini memberikan satu suntikan pelajaran bagi para dai, jika di tengah-tengah berdakwah ada seseorang yang membantah dan mengajak berdebat maka hendaklah berdebat dengan cara yang baik, ucapan yang baik, bersikap lemah lembut, dan menampakkan raut muka yang manis bila perlu. Karena tidak semua orang yang di dakwahi begitu saja ikut dengan perkataan dai, terkadang terjadi perbedaan dan perselisihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar