Alhamdulillah
puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT yang Maha Kuasa yang telah
memberi kita nikmat yang banyak dan besar, yang apabila kita menghitungnya maka
tidak akan pernah sanggup kita menghitungnya, terutama nikmat Iman dan Islam
serta nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kita bisa berkumpul di tempat
yang berbahagia ini.
Shalawat
beriring salam kita hadiahkan ke pangkuan Nabi besar Rasulullah Muhammad SAW,
keluarga, shahabat, tabi’ tabi’in dan para pengikut setia di jalannya, dan
insya Allah kita termasuk di antara mereka.
Hadhirin dan
hadhirat yang insya Allah dimuliakan Allah. Pada kesempatan ini kita akan
sama-sama mengkaji tentang “Nikmatnya Berjuang Di Jalan Allah”
Berjuang dijalan Allah,
dalam bahasa Al Qur’annya Jihad fiisabilillah adalah suatu kegiatan atau
aktifitas mulia yang sangat dianjurkan dalam Al-Qur’an. Sayang pengertian Jihad akhir2 ini sering
diselewengkan dengan pengertian yang negatif. Ada istilah laskar Jihad, Komando
Jihad dan lain sebagainya yang dikaitkan dengan kegiatan teroris, sehingga ada
sekelompok orang yang alergi dengan istilah Jihad fiisabililah. Dasar dan
perintah untuk melaksanakan Jihad fiisabilillah dapat kita temui dalam surat As
Shaf 10-12 :
10. Hai orang-orang yang beriman,
sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang
pedih?
11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,
12. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.
(As Shaff 10-12)
11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,
12. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.
(As Shaff 10-12)
Allah memerintahkan orang yang ber-Iman untuk berjihad (berjuang) dijalan
Allah dengan harta dan diri mereka. Jika tidak mampu dengan harta dan diri,
berjuanglah dengan harta saja atau dengan diri (badan) saja. Orang yang
mempunyai harta namun tidak punya waktu silahkan berjuang dengan hartanya.
Orang yang tidak punya harta namun mempunyai banyak waktu dan keahlian silahkan
berjuang dengan badannya sendiri. Orang yang punya harta akan membiayai orang
yang tidak punya harta, sementara para ahli dan orang yang memiliki waktu
banyak akan menerima pembiayaan dari para hartawan tersebut, itulah sinergi
antara orang yang mempunyai harta dengan orang yang tidak memiliki harta dalam
jihad fiisabilillah.
Hadhirin yang dirahmati
Allah.....
Jihad fiisabilillah bukan hanya berperang melawan musuh atau orang yang
kafir, jihad fiisabilillah memiliki pengertian yang lebih luas dari itu. Dalam
salah satu peperangan para sahabat mengatakan : “Kita baru saja menyelesaikan Jihad yang besar”. Rasulullah membantah: “Tidak, kita baru saja menyelesaikan jihad yang
kecil untuk menghadapi Jihad yang lebih besar, yaitu jihadun nafsi (perjuangan
menghadapi hawa nafsu)”.
Pada dasarnya semua
aktifitas dan usaha yang dilaksanakan dalam rangka mencari Ridho Allah,
mensiarkan Agama Allah, menegakan kalimat tauhid, memperbaiki diri dan
mendekatkan diri kepada Allah, bisa dimasukan kedalam kegiatan jihad
fiisabilillah. Semua usaha yang dilakukan seseorang dalam rangka jihad fiisabilillah
adalah untuk kemaslahatan diri mereka sendiri, bukan untuk Allah. Allah maha
kaya, dia tidak butuh kepada manusia. Ia tetap sebagai penguasa alam semesta
walaupun manusia tidak menyembahNya, ini dinyatakan Allah dalam firmanNya pada
surat Al Ankabut ayat 6 :
6- Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah
untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Al Ankabut 6)
Allah akan membebaskan
orang yang melakukan jihad dijalan-Nya dari azab yang pedih dan berbagai
kesulitan, mengampuni dosa dosanya dan memasukan mereka kedalam taman syurga
yang mengalir sungai sungai dibawanya sebagaimana disebutkan dalam surat
As-Shaf diatas. Para sahabat dizaman Rasululah sangat mencintai kegiatan Jihad
fiisabilillah ini, mereka bersungguh sunguh berjuang dijalan Allah dengan harta
dan diri mereka.
Hadhirin Yang
Mulia.....
Di Negra Indonesia tercinta yang saat ini tidak terlibat peperangan dengan
musuh ataupun orang kafir, banyak hal yang bisa kita kerjakan dalam rangka
Jihad fiisabilillah. Di mulai dari diri dan keluarga kita masing masing. Usaha
untuk membebaskan diri dan keluarga dari jerat kemiskinan, kebodohan,
ketakutan, kegelisahan, yang dilakukan karena Allah sudah merupakan jihad
fiisabilillah. Bekerja, berniaga, untuk membebaskan diri dari jerat kemiskinan,
menuntut ilmu atau mengajar yang dilakukan untuk membebaskan diri dan
lingkungan dari kebodohan serta berusaha meraih jabatan atau kekuasaan dalam
rangka mengamankan diri dan lingkungan jika dilakukan karena Iman dan mencari
ridho Allah juga sudah termasuk dalam kegiatan jihad fiisabilillah. Semua
aktifitas sehari hari yang dilakukan dalam rangka mencari karunia dan ridho
Allah, yang dilakukan dengan harta saja, badan saja atau dengan harta dan badan
merupakan kegiatan jihad fiisabilillah, yang insya Allah akan mendapatkan
balasan sesuai dengan janji-Nya dalam surat As Shaf diatas.
Hadhirin.........
Yang pertama adalah Berjihad di jalan Allah dengan harta
Para sahabat dizaman Rasulullah sangat mencintai kegiatan jihad
fiisabilillah. Umar bin Khatab ra meriwayatkan bahwa pada satu ketika
Rasulullah memerintahkan para pengikutnya untuk berinfak dijalan Allah
membiayai peperangan melawan kaum Musyrikin Mekah. Umar berfikir biasanya
Abubakar ra selalu berinfak lebih besar dari dirinya. Ia kembali kerumah dan
berniat ingin mengalahkan Abu bakar dalam berinfak. Umar menyisihkan separuh
hartanya untuk keluarganya dan membawa yang separuh lagi untuk diberikan kepada
Rasulullah. Nabi saw bertanya kepada Umar : “Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu ya
Umar?” . “ Ada ya Rasululah” jawab Umar. Nabi saw bertanya lagi : ”Berapa banyak
yang kau tinggalkan untuk keluargamu?”. Umar menjawab:” Saya tinggalkan untuk
keluargaku separuh dari harta saya”. Kemudian datanglah Abubakar ra, Nabi saw
bertanya : ”Wahai Abubakar, apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?”.
Abubakar menjawab:”Saya tinggalkan bagi keluargaku Allah dan RasulNya”. Maksudnya
Abubakar telah menginfakkaan semua hartanya untuk keperluan jihad
fiisabilillah, dan meninggalkan keluarganya bersama Allah dan RasulNya. Umar bi
Khatab tercengang dan berkata: ” Aku tidak akan dapat mengalahkan amal Abubakar
“.
Abu Thalhah ra adalah seorang anshar yang memiliki kebun kurma terbanyak
dan terbesar di Madinah. Salah satu kebunnya yang terbesar bernama “Biruha”.
Kebun inilah yang paling disukainya, letaknyapun berdekatan dengan Masjid
Nabawi, airnyapun mudah diperoleh dan mengalir dengan deras. Kebun ini aman
dari gangguan, Rasulullahpun sering mampir duduk dan minum air dikebun
tersebut. Pada satu ketika turunlah surat Ali Imran ayat 92 sebagai berikut:
Tatkala mendengar ayat
tersebut, Abu Thalha ra langsung menemui Rasulullah dan berkata: ” Ya
Rasulullah, yang paling saya cintai adalah kebun “Biruha”dan Allah telah
berfirman bahwa kita belum akan mendapat kebajikan sebelum menafkahkan apa yang
paling kita cintai dijalan Allah. Saya ingin menginfakkan kebun saya ini untuk
fiisabilillah”. Rasulullah berkata: ” Sungguh ini suatu yang menggembirakan,
banyak orang yang memerlukan harta ini”. Rasulullah menyarankan Abu Talhah untuk
membagikan hartanya itu kepada karib kerabatnya yang membutuhkan. Demikianlah
Abu Talhah kemudian membagikan kebunnya itu kepada karib kerabatnya yang masih
hidup dalam kemiskinan.
Mudah-mudahahan banyak
diantara kita yang telah diberikan Allah nikmat harta cukup dan berlimpah
terketuk hatinya untuk berinfak menyumbangkan hartanya dijalan Allah
sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat diatas. Allah tidak akan pernah menjadikan orang yang
rajin berinfak dan bersedekah menjadi miskin dan papa karenanya. Bahkan Allah
telah banyak memperlihatkan betapa para hartawan yang kikir tidak mau berinfak
dijalan Allah akhirnya jatuh bangkrut dan hidup dalam kehinaan. Allah akan
melipat gandakan pahala orang yang berinfak sebagaimana disebutkan dalam surat
Al Baqarah 261 :
261- Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.( Al Baqarah 261)
Infak dan sodaqoh adalah pupuk yang akan menyuburkan harta orang mukmin,
Allah tidak pernah mengingkari janjinya. Apa yang dijanjikan Allah pasti
dipenuhi.
Hadhirin rahimakumullah,
itu yang pertama, selanjutnya adalah
Berjihad dengan badan dan diri
Banyak orang yang ingin ikut berjuang dijalan Allah, namun apa daya mereka
tidak punya harta yang cukup untuk diinfakan. Berjuang dijalan Allah tidak
terbatas hanya dengan harta saja. Setiap orang bisa berjuang dijalan Allah
dengan fisik dan badan saja. Usaha beribadah, mendekatkan diri pada Allah
dengan kegiatan sholat, puasa, dzikir, tasbih, menuntut ilmu, bekerja dan
berniaga, berdakwah, menegakkan syi’ar Agama dan lain lain merupakan kegiatan
jihad dengan badan yang tidak memerlukan biaya besar. Betapun miskinnya
seseorang, ia bisa melakukan kegiatan tersebut.
Mereka bisa saja mejalankan kegiatan jihad seperti berdakwah, mengajarkan
Al-Qur’an dan ilmu lainnya, menegakkan syi’ar Islam yang memerlukan dana dengan
biaya sendiri atau dari saudaranya yang memiliki harta cukup. Disinilah
diperlukannya hidup bermasyarakat dan berjamaah dalam Islam. Saling tolong
menolong dalam melakukan kegiatan jihad fiisabilillah. Allah sangat mencintai
orang yang bekerjasama bahu membahu dalam melakukan kegiatan jihad
fiisabilillah sebagaimana disebutkan dalam surat As Shaff 4:
4- Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh.(As Shaff 4)
Dewasa ini banyak kita temui para Ustadz dan Mubaligh yang berjuang
menyampaikan dakwah, tertatih tatih dengan biaya seadanya. Mereka berjuang
dengan badan dan dirinya sekuat yang bisa mereka lakukan, kadangkala mereka
kelelahan . Ketika mereka atau salah satu anggota keluarga mereka menderita
sakit mereka kesulitan memenuhi biaya untuk berobat diri maupun keluarganya.
Sungguh berbeda dengan para pendeta dari agama lainnya yang mendapat dukungan
dana yang kuat dari umatnya. Para ustadz dan Mubaligh kita didaerah tertinggal
dan daerah pedalaman harus berjuang dengan kesanggupan sendiri, bersaing dengan
para pendeta yang didukung dengan dana yang kuat dari umatnya.
Dalam melaksanakan kegiatan dakwah sebenarnya sangat dibutuhkan sinergi
antara mereka yang mempunyai harta dengan mereka yang hanya memiliki ilmu dan
keterampilan. Jika kekuatan ini bisa digabungkan insya Allah kemashlahatannya
akan bisa kita nikmati bersama.
Kemudian hadhirin
sekaian setelah itu adalah: Berjuang dijalan Allah dengan harta dan diri
Tidak banyak orang yang bisa melakukan kegiatan ini. Kegiatan tersebut
hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu, keterampilan dan harta
cukup. Ia bisa berjuang dengan harta dan dirinya, tidak bergantung pada bantuan
dan pertolongan orang lain. Bahkan mereka yang memiliki kemampuan leadership
mampu menggerakan orang lain dengan harta dan keterampilan (ilmu) yang
dimilikinya nya untuk berjuang dijalan Allah.
Kita juga banyak menemukan orang yang telah mapan dari segi ekonomi dan
keilmuannya, yang berjuang dijalan Allah dengan harta dan dirinya. Mereka cukup
disegani oleh lawan dan kawan. Kita kenal beberapa tokoh yang memiliki tahap
kehidupan cukup namun mereka juga gigih dalam usaha dakwah dan syi’ar Islam.
Ambil saja contoh seperti Dr Ary Ginanjar dengan ESQnya, Ust H Yusuf Mansyur
dengan wisata Rohaninya, KH AA Gym dengan Darut Tauhidnya, KH Arifin Ilham dengan Dzikirnya, dan
banyak lagi tokoh lainnya.
Dan yang terakhir
adalah: Berjuang dijalan Allah melalui media
Disamping berdakwah dengan lisan, kita bisa berdakwah dengan memanfaatkan
media cetak dan elektronik. Banyak teman teman yang berjuang dengan
memanfaatkan media cetak, menerbitkan majalah dan koran yang bernuansa dakwah
seperti majalah Sabili, Hidayatullah, harian Republika dan lain sebagainya.
Banyak juga yang berdakwah dengan memanfatkan sarana Siaran radio, namun sayang
belum ada yang mampu mendirikan stasiun TV sendiri untuk media dakwah. Dahulu
KH AA Gym pernah bercita cita untuk mendirikan MQTV untuk kegiatan dakwah,
namun sampai sekarang belum terealisir.
Salah satu media elektronik yang dapat dimanfaatkan untuk media dakwah
adalah WEB dan Blog. Banyak juga diantara saudara kita yang berusaha membuat
blog dakwah, menyampaikan ajaran Islam melalui media internet.
Demikianlah kajian kita
tentang “Nikmatnya Berjuang Di Jalan Allah”. Semoga dengan kajian ini dapat
memberi pencerahan bagi kita semua tentang apa itu jihad. Akhirnya Kepada Allah
SWT saya memohon ampun dan kepada hadhirin semua saya meminta maaf bila ada
kesalahan dan kekhilafan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar