Selasa, 09 Oktober 2012

Makalah PLS


BAB I
PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Pendidikan luar sekolah sebenarnya bukanlah barang baru dalam khasanah budaya dan peradaban manusia. Pendidikan luar sekolah telah hidup dan menyatu di dalam kehidupan setiap masyarakat jauh sebelum muncul dan memasyarakatnya sistem persekolahan. PLS mempunyai bentuk dan pelaksanaan yang berbeda dengan sistem yang sudah ada di pendidikan persekolahan. PLS timbul dari konsep pendidikan seumur hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada pendidikan persekolahan/pendidikan formal saja. PLS pelaksanaannya lebih ditekankan kepada pemberian keahlian dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu.
Sejalan dengan kepentingan dan masa depan anak-anak, maka orang tua hendaklah menyekolahkan mereka dan karena pendidikan di sekolah termasuk rangkaian pendidikan seumur hidup. Sistem pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis, dan berjenjang sangat strategis untuk membina peserta didik dalam menghadapi masa-masa selanjutnya, sampai peserta didik tersebut berusia lanjut
Proses pendidikan seumur hidup bagi anak hendaknya menekan pada strategi dan metodologi yang dapat menanamkan motivasi belajar dan kepribadian belajar yang kuat. Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, ketrampilan dasar yang mempertinggi daya pikir anak sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar , berpikir kritis  dan mempunyai pandangan hidup yang dicita-citakan.
    1. Batasan masalah
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
  1. Pengertian  Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
  2. Pendidikan Luar Sekolah yang ada dalam masyarakat
  3. Sasaran Pendidikan Luar Sekolah
  4. Tujuan Pendidikan Agama Luar Sekolah
BAB II
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)
  1. Pengertian pendidikan luar sekolah (PLS)
Sebelum membicarakan pengertian Pendidikan Luar Sekolah, pemakalah menyajikan beberapa rumusan sebagai berikut:
1.      Menurut Soeleman Joesoef dan Slamet Santoso Pendidikan Luar Sekolah adalah Setiap kesempatan di mana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkat ketrampilan, sikap  dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
2.      Phillips H. Combs, mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem sekolah baik yang dilembagakan  maupun yang tidak dengan tujuan memberikan layanan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan belajar. Sedangkan Pendidkan Agama Luar Sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan agama yang diselenggarakan di luar sistem sekolah dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pada peserta didik untuk memehami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pedoman hidup (way of life) dalam kehidupan sehari-hari.



  1. Pendidikan Luar Sekolah yang ada dalam masyarakat
Jenis-jenis pendidikan yang ada pada Pendidikan Luar Sekolah menurut D. Sudjana (1996:44) di antaranya adalah:
  1. Pendidikan Massa (Mass education)
Pendidikan massa yaitu kesempatan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas dengan tujuan yaitu membantu masyarakat agar mereka memiliki kecakapan dalam hal menulis, membaca dan berhitung serta berpengetahuan umum yang diperlukan dalam upaya peningkatan taraf hidup dan kehidupannya sebagai warga negara. Istilah Mass education menunjukan pada aktifitas pendidikan di masyarakat yang sasarannya kepada individu-individu yang mengalami keterlantaran pendidikan, yaitu individu yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan melalui jalur sekolah, tetapi putus di tengah jalan dan belum sempat terbebas dari kebuta-hurufan. Mass education ini dapat dikatakan semacam program pemberantasan buta huruf atau program keaksaraan, tentu saja tidak bertujuan supaya orang-orang didiknya sekedar bisa baca-tulis, tetapi juga supaya memperoleh pengetahuan umum yang relevan bagi keperluan hidupnya sehari-hari. Individu yang menjadi sasarannya adalah pemuda-pemuda dan orang dewasa. Pelaksanaannya melalui kursus-kursus.
  1. Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education)
Pendidikan orang dewasa yaitu pendidikan yang disajikan untuk membelajarkan orang dewasa. Dalam salah satu bukunya tentang PLS, Sudjana (1996:45) menerangkan bahwa pendidikan orang dewasa adalah pendidikan yang diperuntukan bagi orang-orang dewasa dalam lingkukangan masyarakatnya, agar mereka dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknik dan profesi yang telah dimilikinya, memperoleh cara-cara baru serta merubah sikap dan perilakunya.


  1. Pendidikan Perluasan (Extension Education)
Kegiatan yang diselenggarakan PLS adalah meliputi seluruh kegiatan pendidikan baik yang dilaksanakan di luar sistem pendidikan sekolah yang dilembagakan ataupun yang tidak dilembagakan.
  1. Sasaran pendidikan luar sekolah
Dibagi 2 sasaran pokok:
1.    Pendidikan luar sekolah untuk pemuda
              Sebab-sebab timbulnya:
  1. Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup, lebih-lebih di negara yang berkembang
  2. Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional
  3. Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan
  4. Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari masyarakatnya
1.    Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan Luar Sekolah antara lain:
1.      Klub pemuda
2.      Klub-Klub pemuda tani
3.      Kelompok pergaulan
  1. Pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa
§   Pendidikan ini timbul oleh karena:
1.      Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja.
2.      Orang dewasa tertarik terhadap keahlian.




§   Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui:
  1. Kursus-kursus pendek.
  2. In service-training.
  3. Surat-menyurat.
Lebih lanjut, sesuai dengan Rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran PLS dapat meliputi:
  1. Ditinjau dari segi sasaran pelayanan, berupa:
    1. Usia pra-sekolah (0-6 tahun)
    2. Usia pendidikan dasar (7-12 tahun)
    3. Usia pendidikan menengah (13-18 tahun)
    4. Usia pendidikan tinggi (19-24 tahun)
  2. Ditinjau dari jenis kelamin
Program ini secara tegas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah mereka yang besar dan partisifasinya kurang dalam rangka produktifitas dan efesiensi kerja.
  1. Berdasarkan lingkungan sosial budaya
  1. Masyarakat pedesaan.
  2. Masyarakat perkotaan.
  3. Masyarakat terpencil.
  1. Berdasarkan kekhususan sasaran Pelajaran
  1. Peserta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu.
  2. Peserta didik yang mengalami pengembangan sosial dan emosional seperti anak nakal, korban narkotika dan wanita tuna susila.
  3. Peserta yang mengalami cacat mental dan cacat tubuh seperti tuna netra, tuna rungu, tuna mental.
  4. Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program pendidikan persekolahan.
  1. Berdasarkan pranata
  1. Pendidikan keluarga.
  2. Pendidikan perluasan wawasan.
  3. Pendidikan keterampilan.
  1. Berdasarkan sistem pengajaran
  1. Kelompok, organisasi, dan lembaga.
  2. Mekanisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan.
  3. Kesenian tradisional, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, radio, film, dan sebagainya.
  4. Prasarana dan sarana seperti balai desa, mesjid, gereja, sekolah dan alat-alat perlengkapan kerja.
  1. Berdasarkan segi pelembagaan program
  1. Program antar sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN dan P2WKSS.
  2. Koordinasi perencanaan desa atau pelaksanaan program pembangunan.
  3. Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.

  1. Tujuan Pendidikan Agama Luar Sekolah

Pendidikan agama luar sekolah mempunyai dua macam tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum:
1) Memperluas keikut sertaan masyarakat dalam pemerataan kesempatanbelajar dan meningkatkan mutu warga masyarakat melalui pendidikan.
2) Meningkatkan proses belajar mengajar untuk mencapai daya guna dan hasil yang optimal.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah mempersiapkan warga masyarakat untuk mengembangkan diri pribadinya atau untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih besar .  
Dari dua tujuan di atas, maka pendidikan luar sekolah bertujuan untuk memberikan kesempatan yang luas untuk bekerja kepada anggota masyarakat, juga melatih dan mengembangkan secara kualifikasi pengetahuan kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam penyelesaian suatu program pengajaran.
Selanjutnya telah digariskan dalam A-Qur'an, bahwa tujuanpendidikan agama adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, seperti digambarkan dalam Al-Qur'an
    1. Surat Adz-Dzariyat : 56: Artinya: "Tiadalah aku jadikan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembah-Ku". (Al Dzariyat:56)
    2.  "Hai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allahdengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekalikalikamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam". (AlImran : 102)
    3.  "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu ke kudukengkau dan jangan pula engkau melepaskan selepas-lepasnya,nanti engkau tercela dan menyesal. (jangan bakhil dan janganpemboros)". (Al Isra' : 29)
4. "Maka apabila telah ditunaikan sembahyang, bertebarlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia (rezeki) Allah dang ingatlahakan Allah sebanyak banyaknya, mudah-mudahan kamumenang (sukses)". (Al Jum'ah : 10)









BAB III
PENUTUP
    1. Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah mempunyai bentuk dan pelaksanaan yang berbeda dengan sistem yang sudah ada di pendidikan sekolah. Pendidikan luar sekolah timbul dari konsep pendidikan seumur hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada pendidikan persekolahan/pendidikan formal saja. Pendidikan luar sekolah pelaksanaannya lebih ditekankan kepada pemberian keahlian dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu. Pembinaan dan pengembangan PLS dipandang relevan untuk bisa saling mengisi atau topang menopang dengan sistem persekolahan. Agar setiap lulusan bisa hidup mengikuti perkembangan zaman dan selalu dibutuhkan oleh masyarakat seiring dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju.

    1. Saran
Di samping kita mengikuti jenjang pendidikan formal alangkah baiknya dilengkapi dengan mengikuti pendidikan luar sekolah seperti kursus-kursus, dll. Agar kekurangan/kelemahan yang ada pada pendidikan formal bisa tertutupi dengan pendidikan luar sekolah sehingga diharapkan setiap lulusan bisa hidup mengikuti perkembangan zaman dan selalu dibutuhkan oleh masyarakat seiring dengan perkembangan/kemajuan IPTEK.

DAFTAR PUSTAKA
Joesoef Soelaiman, 2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kurdie Syuaeb, 2002, Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah.
Faisal Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya: CV. Usaha Nasional. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar