Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks
filsafat pendidikan dapat diartikan konstruktivisme adalah suatu upaya
membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)
pembelajaran kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit
demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep,
atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir
untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan
lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru,
mereka akan lebih paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi.
Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih
lama semua konsep.
Ciri-ciri
teori Konstruktivisme
- Pengetahuan dibangun oleh siswa
sendiri.
- Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid
sendiri untuk menalar.
- Murid aktif megkontruksi secara
terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
- Guru sekedar membantu
menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
Struktur
pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaanSelain itu yang
paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan
kepada siswa . siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri.
Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat
informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri
ide-ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan
strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan tangga
kepada siswa yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan dapat membantu mereka
mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi , tetapi harus diupayakan agar
siswa itu sendiri yang memanjatnya.
Aplikasi dan
Implikasi dalam Pembelajaran
Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi
telah dibahas dengan jelas-jelasnya namun masih ada sebagian siswa yang belum
mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan sama sekali. Hal ini
menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi kepada sisiwa dengan
baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak belajar sama sekali. Usaha
keras seorang guru dalam mengajar tidak harus diikuti dengan hasil yang baik
pada siswanya. Karena, hanya dengan usaha yangkeras para sisiwa sedirilah para
siswa akan betul-betul memahami suatu materi yang diajarkan.
Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya,
sehingga pengetahuan materi yang dibangun atau dikonstruksi para siswa
sendirisan bukan ditanamkan oleh guru. Para siswa harus dapat secara aktif
mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam kerangka kognitifnya
Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami
model-model mental yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan
penalaran yang dikembangkandan yang dibuat para sisiwa untuk mendukung
model-model itu.
Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri
untuk masing-masing konsep materi sehingga guru dalam mengajar bukannya
“menguliahi”, menerangkan atau upaya-upaya sejenis untuk memindahkan
pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi siswa yang membantu
perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan.
Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga
terjadisituasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat
dikonstruksi oleh peserta didik.
Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan
melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat
menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Guru hanya sebagai
fasilitator, mediator, dan teman yang membuat situasi kondusif untuk terjadinya
konstruksi engetahuan pada diri peserta didik.Kelebihan dan Kekurangan
Konstruktivisme
Kelebihan
Murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana
idea dan membuat keputusan. Faham kerana murid terlibat secara langsung dalam
mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya
dalam semua situasi. Selian itu murid terlibat secara langsung dengan aktif,
mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan
rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru; Adanya motivasi untuk siswa
bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri; Mengembangkan kemampuan
siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya; Membantu
siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap;
Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri; Lebih
menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu
Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru
harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses
berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan
benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi
dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru
menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatian perbedaan individual siswa
untuk mencapai keberhasilan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar