Dalam
sejarah hidup Nabi Muhammad Saw. terdapat beberapa keistimewaan, dengan
mempelajarinya akan merupakan kekayaan rohaniah, pemikiran dan kesejarahan.
Keistimewaan itu mengharuskan para agamawan, da’i dan orang-orang yang memperjuangkan
perbaikan masyarakat untuk banyak rnempelajarinya, karena dan studi itu mereka
akan dapat menyampaikan ajaran-ajaran agama dengan menggunakan metode yang
mampu memperlihatkan hal-hal yang seyogyanya dijadikan pegangan oleh
masyarakat, terutama dalam situasi tak menentu. Dengan metode da’wah yang
dipetik dan hasil studi tersebut, para da’i akan mampu membuka hati publiknya,
sehingga seruannya akan sukses.
Keistimewaan-keistimewaan
yang menonjol dalam biografi Nabi Muhammad ini dapat disimpulkan
dalam lima unsur, sebagai berikut:
Pertama
Sejarah hidup Nabi Muhammad paling
benar dibandingkan dengan sejarah hidup Nabi-nabi yang lain dan dengan biografi
tokoh-tokoh masyarakat yang ada. Sejarah hidup Rasulullah sampai
ke tangan kita meialui jalur ilmiah yang paling terpercaya dan pasti, sehingga
fakta-fakta dan peristiwa-peristiwanya tidak mungkin diragukan. Dengan
metode penyampaian itu kita mudah mengetahui hal-hal yang dilebih-lebihkan
oleh tangan-tangan jahil berkenaan dengan din Nabi, baik yang berupa peristiwa
luar biasa maupun fakta-fakta.
Kebenaran
yang tak diragukan dalam sejarah hidup Nabi Muhammad ini tidak didapati dalam
sejarah hidup Nabi-nabi terdahulu. Sejarah hidup Nabi Musa As. yang sampai
kepada kita sekarang, misalnya, sudah dibumbui dan sudah ditambal sulam oleh
orang-orang Yahudi. Sementara Taurat yang ada,
tak lagi dapat dijadikan rujukan untuk melihat bagaimana sejarah hidup
Nabi Musa yang sebenarnya. Kritikus Barat banyak yang meragukan kebenaran
sebagian isi Taurat tersebut, sementara kritikus yang lain justru memastikan
sebagian isi kitab ini tidak ditulis pada masa hidup Nabi Musa dan tidak juga
pada masa yang belum begitu jauh. Sebaliknya, menurut kritikus-kritikus
tersebut banyak di antaranya yang ditulis pada masa yang sudah jauh dari itu
dan penulisannya tidak diketahui persis. Hal ini cukup meragukan kita
tentang kebenaran sejarah hidup Nabi Musa yang ditulis dalam Taurat. Oleh
karena itu tidak ada satu pun sejarah hidup Musa yang dapat dibenarkan oleh
kaum Muslimin kecuali sebagaimana diceritakan oleh Al-Qur’an dan Hadits-hadits
shahih. Akan halnya sejarah hidup Nabi
Isa As. sama saja. Injil-injil yang mendapat pengakuan resmi Gereja Masehi ditetapkan
atau disusun ratusan tahun setelah Nabi Isa wafat. Injil-injil tersebut adalah
saduran dari beratus injil yang ada pada masa itu dan penyadurannya pun tanpa
dibatasi pedoman ilmiah. Disamping itu,
penamaan Injil-injil menurut nama penulisnya tidak juga didasari metode
ilmiah yang
meyakinkan, tidak diriwayatkan melalui jalur (sanad) yang
berurutan langsung sampai kepada Si penulis, sehingga kritikus-kritikus Barat
bertikai tentang siapa sebenarnya nama penulis-penulis injil itu dan di zaman
mana mereka hidup.
Jika demikian keraguan mengenai kebenaran sejarah
Rasul-rasul pembawa agama-agama yang tersebar di seantero alam, maka sejarah
pendiri-pendiri agama dan filsafat yang ratusan juta penganutnya pun tentu
lebih diragukan lagi. Taruhlah Budha Gautama dan Kungfutse, sejarah hidup
mereka yang diriwayatkan oleh pengikut-pengikutnya tidak digali dari
sumber-sumber yang terpercaya secara ilmiah. Sejarah mereka ini hanyalah
merupakan hasil formulasi para pendeta tentang kehidupan mereka sendiri, yang diproyeksikan
menjadi sejarah pendiri aliran-aliran tersebut. Setiap generasi penerusnya juga
menambah dongeng-dongeng ke dalam sejarah dimaksud, sekalipun hal itu tidak
masuk akal sehat dan tidak bebas dari fanatisme yang membabi buta.
Setelah melihat-seperti di atas, maka nyatalah sejarah
hidup Nabi Muhammad Saw. merupakan sejarah yang paling terpercaya kebenarannya.
Kedua
Fase-fase sejarah hidup Nabi Muhammad Saw. jelas
adanya, yakni sejak dari perkawinan ayahnya (Abdullah) dengan ibunya (Aminah) sampai dengan wafatnya. Kita semua
mengetahui kelahirannya, masa kanak-kanak dan masa remajanya. kita tahu
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya
pada masa-masa sebelum menjadi Nabi, perjalanan-perjalanannya ke luar kota
Makkah sampai menjadi Nabi. Yang lebih jelas dan terperinci lagi ialah
sejarahnya setelah diangkat sebagai Rasul, sehingga dapat diketahui
kronologinya tahun demi tahun. Adalah beralasan jika kritikus-kritikus Barat
mengatakan “Muhammadlah satu-satunya Rasul yang dilahirkan dalam riwayat
hidup yang jelas.”
Tidak kita dapati sejarah Rasul-rasul terdahulu yang sama
atau hampir sama jelasnya dengan sejarah Nabi Muhammad Saw. Biografi Nabi Musa
dan Isa misalnya sedikit sekali yang dapat diketahui.
Ketiga
Sejarah Nabi Muhammad Saw. merupakan lukisan sejarah
seorang manusia biasa yang mendapat keistimewaan berupa kerasulan, sehingga
tidak keluar dari kemanusiannya tidak dibumbui dengan dongeng-dongeng dan tidak
pula diberi atribut-atribut ketuhanan sedikit pun. Jika dibandingkan dengan
sejarah Nabi Isa As. yang disusun oleh orang-orang Masehi atau dengan sejarah
Budha dan lain sebagainya, maka tampak jelas bedanya. Apa-apa yang diriwayatkan
tentang mereka itu amat besar pengaruhnya terhadap sikap atau tingkah laku
individual dan sosial para pengikutnya. Pemberian atribut-atribut kepada Nabi
Isa dan Budha ternyata membuat kedua tokoh ini tidak mungkin dijadikan contoh
teladan oleh manusia lain, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan
sosialnya. Nabi Muhammad adalah sebaliknya, karena tidak diberi atribut
ketuhanan dapatlah beliau dijadikan contoh oleh siapa pun. Inilah yang
dinyatakan oleh ayat:
ôs)©9
tb%x.
öNä3s9 Îû
ÉAqßu
«!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x.
(#qã_öt
©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
Sesungguhnya
pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagi orang yang mengharap Allah dan
hari akhir dan banyak berzikir.” (Q.S. Al-Ahzab: 21
Keempat
Sejarah hidup Rasulullah mencakup semua segi kemanusiaan.
Sejarahnya semasa belum menjadi Rasul, merupakan sejarah seorang pemuda yang
lurus. Sejarah seorang Rasul mengajak ke jalan Allah dengan metode yang dapat
diterima dan mencurahkan seluruh kemampuan yang ada padanya guna menyampaikan
risalah. Sejarah hidup Nabi mengisahkan
dirinya sebagai kepala negara yang berhasil meletakkan setepat-tepat dan
sebagus-bagus sistem kenegaraan, mengawasinya dengan sigap, tulus dan jujur.
Sejarah Rasulullah melukiskan beliau sebagai seorang suami dan seorang ayah
yang penuh kasih sayang, ramah dan pandai membedakan mana hak dan mana kewajiban
masing-masing anggota keluarga, sebagai
seorang pendidik dan pembimbing yang menuntun sahabat-sahabatnya dengan
pendidikan yang patut ditiru sebagai jalan menanamkan semangatnya ke dalam jiwa
mereka, hingga mengikuti teladannya, baik dalam soal kecil maupun dalam soal
besar. Sejarah Nabi Saw. juga mengisahkan dirinya sebagai seorang Rasul yang
benar, melaksanakan keharusan-keharusan dalam persahabatan yang berupa
kewajiban maupun tata tertibnya, sehingga sahabat-sahabat tersebut sangat menyayanginya
seperti menyayangi diri sendiri, bahkan lebih sayang ketimbang terhadap
keluarga dan sanak family. Sejarah hidup Nabi Muhammad juga menceritakan beliau
sebagai seorang ahli perang yang perkasa, sebagai panglima yang unggul, sebagai
politikus yang sukses, sebagai seorang tetangga yang terpercaya dan
seorang yang selalu menepati janji.
Pendeknya,
sejarah Rasulullah Saw. benar-benar merupakan sejarah yang mencakup semua segi
manusiawi yang terdapat dalam masyarakat. Inilah yang membuatnya menjadi
teladan yang baik untuk setiap da’i, panglima, ayah, suami, pendidik, politisi,
negarawan dan seterusnya.
Kelengkapan serupa atau hampir serupa dengan kelengkapan
sejarah Nabi Muhammad Saw tidak pernah dijumpai dalam biografi Rasul-rasul
terdahulu. Nabi Musa As. misalnya hanya merupakan pemimpin yang berhasil
membebaskan umatnya dan perbudakan, kemudian berhasil meletakkan kaidah-kaidah
dan prinsip-prinsip kemasyarakatan yang berguna. Tetapi dalam sejarahnya tidak
ada sesuatu yang membuat beliau pantas dijadikan contoh oleh tentara, oleh para
pendidik, politikus-politikus, kepala-kepala negara, oleh bapak atau oleh
suami-suami. Sejarah Nabi Isa hanya menggambarkan beliau sebagai da’i yang
zuhud (tidak mementingkan dunia). Beliau tidak punya harta, rumah dan kekayaan
lainnya. Sejarah Nabi Isa seperti yang dipahami oleh orang-orang Kristen sama
sekali tidak menggambarkan beliau sebagai seorang panglima perang atau sebagai
kepala negara, tidak pula tergambarkan beliau sebagai seorang ayah, seorang
suarni, atau seorang yang berani. Ketidaklengkapan ini juga ditemui dalam
sejarah hidup Büdha, Kungfutse, Aristoteles, Plato, dan orang-orang bersejarah
lainnya. Mereka ini tidak menjadi suri tauladan. Kalaupun ada, hanya dalam segi
tertentu saja. Satu-satunya manusia bersejarah yang pantas dijadikan tauladan
dalam semua segi kehidupan adalah Muhammad Saw
Kelima
Sejarah Nabi
Muhammad Saw yang lengkap itu sendiri merupakan bukti kebenaran risalah dan
kerasulannya. Sejarah beliau merupakan sejarah insan kamil 1) yang
melaksanakan da’wahnya setapak demi setapak. Tidak dengan menggunakan mu’jizat
atau hal-hal yang luar biasa, tetapi justru dengan cara dan jalan biasa. Dalam
melaksanakan da’wahnya beliau sering diganggu atau disakiti, dan da’wah beliau
memperoleh pengikut setia dan jika tidak dapat mengelak dan terjadinya
peperangan, maka beliau pun berperang. Beliau bertindak bijaksana dan simpatik.
Sampai saat wafatnya da’wah beliau telah meratai anak benua Arab, tidak dengan
menggunakan cara-cara kekuasaan, akan tetapi menggunakan cara ihsan. Siapa
saja yang paham benar adat keyakinan orang-orang Arab pada waktu itu,
mengetahui betul bagaimana kerasnya tantangan yang mereka berikan, mengerti
benar tidak seimbangnya kekuatan pihak Nabi dibanding dengan kekuatan lawan,
mengetahui singkatnya waktu yang dihabiskan dalam tugas kerasulannya, pastilah
orang itu yakin akan kebenaran kerasulan beliau. Allah Swt. memberikan
ketetapan hati, kekuatan jiwa, keluasan pengaruh dan kemenangan kepada Muhammad
Saw. tidak lain hanya kanena dia benar-benar seorang Nabi yang benar. Tidak
mungkin Allah akan memberikan kualitas-kualijtas seperti itu, kalau dia seorang
yang dusta. Sejarah hidup Rasulullah Saw. benar-benar membuat kita yakin
terhadap kebenaran risalahnya. Kita meyakininya hanyalah karena cocok dengan
akal pikiran, bukan karena mukjizat. Iman bangsa Arab kepada kebenaran
risalahnya tidak pertama-tama didasari oleh adanya mukjizat yang keluar. Tak
satu mukjizat Nabi pun yang menjadi sebab berimannya orangorang kafir yang
degil itu. Sebab suatu mukjizat material tentu hanya bernilai bagi orang-orang
yang menyaksikannya, sedangkan iman orang-orang yang tidak menyaksikan seperti
kita sekarang sematamata berdasarkan pengakuan dan pembenaran secara akal atas
kebenaran nisalahnya. Al-Qur ‘an yang merupakan mukjizat akli itu pasti
menggoda setiap orang yang berakal dan berkeinsyafan untuk percaya kepada
risalah Muhammad Saw.
Tak
pelak lagi hal inipun membedakan sejarah Nabi Muhammad dengan Nabi-nabi
sebelumnya. Percayanya umat Nabi terdahulu kepadanya hanya karena menyaksikan
keluarbiasaan yang dibawa, bukan karena pertimbangan akal sehat dan pemahamannya
tentang prinsip-prinsip ajarannya. Nabi Isa As. adalah contoh dalam hal ini.
Allah menceritakan dalam Al-Qur’an, senjata yang diberikan Allah kepada
beliau guna meyakin-kan orang Yahudi ialah mukjizat. Yaitu dapat menyembuhkan
penyakit bisu dan belang, dapat menghidupkan orang yang sudah mati, dapat
menurunkan langsung makanan berlimpah ruah dari langit.
Apa
yang kita katakan tadi ternyata dibenarkan oleh Injil-injil yang ada,
mukjizat-mukjizat materiallah satu-satunya sebab berimannya sekelompok orang
kepada Nabi Isa. Betapa bedanya antara keterangan Injil dan Qur’an tentang
sebab-sebab berimannya umat Nabi Isa. Kalau Al-Qur’an menyatakan sebab dimaksud
ialah kebenaran kerasulan Isa, maka Injil-injil yang ada kini menyatakan karena
keluarbiasaannya, bahkan beliau dianggap pula sebagai Tuhan atau Anak Tuhan.
Setelah wafatnya Nabi Isa, agama Masehi tersebar karena hal-hal yang luar
biasa. Agama Masehi benar-benar didasarkan kepada mukjizat. Demikian menurut
keterangan-keterangan yang dapat dibaca dalam Injil-injil yang ada sekarang.
Jika
dibandingkan dengan sejarah Nabi Muhammad, maka nyata benar bedanya, kalau
umat Nabi Isa beriman karena mukjizat, maka umat Nabi Muhammad beriman karena
memang ajarannya bisa diterima oleh akal sehat. Adanya mukjizat Nabi Muhammad
tidak lain merupakan bukti keagungannya, untuk mematahkan alasan-alasan
orang-orang yang ingkar lagi keras kepala. Orang yang meneliti Al-Qur’an akan
menemukan, metode yang dipakai guna meyakinkan setiap pembacanya adalah metode
akli dan fakta-fakta nyata mengenai keagungan ciptaan Allah. Memahami
kemukminan Rasulullah Saw. akan menjadi bukti dan kebenaran kerasulan Muhammad.
Firman Allah
(#qä9$s%ur
Iwöqs9 ^ÌRé& Ïmøn=tã ×M»t#uä `ÏiB ¾ÏmÎn/§ ( ö@è% $yJ¯RÎ) àM»tFy$#
yYÏã
«!$# !$yJ¯RÎ)ur O$tRr&
ÖÉtR êúüÎ7B ÇÎÉÈ óOs9urr& óOÎgÏÿõ3t !$¯Rr&
$uZø9tRr& y7øn=tã |=»tFÅ6ø9$# 4n=÷Fã óOÎgøn=tæ 4 cÎ) Îû
Ï9ºs ZpyJômts9 3tò2Ïur 5Qöqs)Ï9 cqãZÏB÷sã ÇÎÊÈ
“Dan mereka berkata: mengapa tidak diturunkan baginya mukjizat-mukjizat dan
Tuhannya? Katakan, sesungguhnya mukjizat itu adalah kuasa Allah dan aku
hanyalah pemberi peringatan yang nyata. Apakah mereka tidak menasa cukup, telah
kami turunkan kitab yang dibacakan kepada mereka. Sesungguhnya di dalamnya
terdapat rahmat dan peningatan bagi kaum yang beriman.” (Al-Ankabut:
50-51)
Ketika
orang-orang Quraisy mendesak agar Nabi Muhammad memperlihatkan mukjizat, maka
Allah menyuruh beliau menjawab seperti dalam ayat berikut
÷rr& tbqä3t y7s9 ×Møt/ `ÏiB >$ã÷zã ÷rr& 4n'ös? Îû Ïä!$yJ¡¡9$# `s9ur ÆÏB÷sR y7ÍhÏ%ãÏ9 4Ó®Lym tAÍit\è? $uZøn=tã $Y7»tFÏ. ¼çnättø)¯R 3 ö@è% tb$ysö7ß În1u ö@yd àMZä. wÎ) #Z|³o0 Zwqߧ ÇÒÌÈ
“Maha suci Tuhanku, aku ini adalah seorang
manusia yang diutus.” (Al-Isra’: 93)
“Dan mereka berkata: kami tidak akan percaya kepadamu sehingga engkau
pancarkan untuk kami mata air dan bumi. Atau engkau memiliki kebun korma dan
anggur dan dicelah-celahnya ada sungai yang mengalir. Atau engkau gugurkan
langit berkeping-keping seperti yang engkau katakan. Atau engkau hadapkan Allah
Dan Malaikat kepada kami. Atau engkau memiliki sebuah rumah dan emas dan engkau
naik ke langit. Dan kami tidak akan percaya dengan kenaikanmu itu sebelum
engkau turun membawa kitab yang dapat kami baca. Katakan, Maha Suci Allah
Tuhanku aku ini adalah seorang manusia yang diutus.” (Al-Isra’: 90-93)
Demikian
jelasnya Al-Qur’an menyatakan Muhammad adalah manusia yang diutus tidak
didasarkan kepada hal-hal yang luar biasa atau mukjizat, tetapi diarahkan
kepada pertimbangan akal dan hati nurani.
`yJsù ÏÌã ª!$# br& ¼çmtÏôgt ÷yuô³o ¼çnuô|¹ ÉO»n=óM~Ï9
“Siapa saja yang dikehendaki Allah untuk beriman, maka akan dilapangkan
dadanya untuk menenima Islam.” (Al-Anam: 125)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar